Membaca dan menaksir beberapa judul tulisan di kompasiana, sangat menarik, seperti mencari tulisan siapa yang jadi headline atau siapa saja yang masuk dalam kategori, terbanyak, tertinggi atau terpopuler, beberapa di antara mereka adalah judul-judul sensual. Tapi sensualitas catatan ini bukan pada judulnya semata.
Ini pengalaman pribadi (saya telah menebar aib kotor saya kepada kalian sahabat kompasianaku), anggap saja diantara beberapa orang suci saya adalah orang kotor yang melakukan hal menjijikkan dan mewartakan kepada kalian semua. ini sebuah kisah tentang sex chat atau cyberchat. Tentu bukan istilah mahal bagi para Kompasianer.
Siapa yang mengandalkan YM sebagai sarana mencari teman mungkin tahu apa yang terjadi disana, silahkan cari beberapa id cewek (bagi cowok) sapa dan ajak berkenalan, diantara mereka ada yang memang serius mencari teman ngobrol, ada yang iseng-iseng mengisi waktu, sampai pemuasan nafsu seksual pun terjadi disana. "Mau sex chat g?"....
Langsung saja, chat dan jika beruntung kita akan mendapatkan orang yang kebetulan butuh teman untuk melampiaskan hasrat seksual. chatting dengan bahasa-bahasa imaginatif seakan kita dan dia sedang berada di satu room. Kata-kata itu membawa sensasi seksual luar biasa. Bayangkan ini.
Mungkin bagi mereka yang cuek perihal kajian wacana dan tetek bengeknya tidak perduli bagaimana hal ini berlangsung, ketika seseorang yang jauh disana mengirimkan pesan "***** aq dong sayanggghhh" kemudian kita menerimanya dengan serangan sensasi yang sporadis, kata seperti itu mulai memancing adrenalin dan saat balas-membalas rasakanlah bagaimana bayang imaji mempermainkan detak jaantung kita.
Ini bukan persoalan hasrat seksual semata, walaupun nanti akan kuceritakan juga persoalan menarik lainnya, ini pembahasal imajinasi, bagaimana seorang mengimajinasikan dengan cepat hasrat seksual dari beberapa kata, saling berbalas seakan kata-kata mereka adalah tubuh masing-masing yang menyatu. Imajinasi, itulah yang ditimbulakan suatu wacana dan konteks tertentu.
Nah, itu dia jika kita mendapatkan teman chatting yang sudah benar-bennar membutuhkan teman untuk jogging bersama menuju penuntasan hasrat, bagaimana lagi jika mereka yang "alim" tertutup persoalan seksual? bukan tidak mungkin kawan, hal ini perlu kesabaran dan kemampuan menyusun sitematika dialog. Sistematika dialog sangat penting untuk menentukan lanjut atau tidaknya percakapan, saran saya sementara ini, bberusahalah membuat lawan bicara untuk merasa penasaran, perbanyaklah bertanya dan perbanyak menilai karakternya. jangan menuhankan pujian.
Itu saran saya sebagaimana pengalaman, mau minta referensi teorinya? sayangnya saya anak komunikasi yang malas masuk kuliah, setiap teori yang saya dapatkan juga tidak pernah membekas di kepala saya, cuma saya senang memperhatikan orang, memperhatikan penampilan dan simbolnya, memperhatikan aksen dan bahasa tubuhnya, memperhatikan mimiknya, memperhatikan gaya berjalannya dan memperhatikan body mulusnya.. hehehehehe, yang terakhir ini perilaku lelaki secara umum saya kira.
Saya tidak sempat mendokumentasikan beberapa berita perilaku kejahatan seksual yang menggunakan media interaksi online / internet, tapi saya kira ada yang masih ingat kasus penculikan gadis remaja oleh orang yang baru dikenal melalui faceb**k. Apa alatar di belakang itu? mungkinkah karena gadis remaja ini tolol atau kena sesuatu yang "halus?". Saya kira ini persoalan permainan kata. perhatikan bagaimana bedanya sebuah kalimat yang diawali dengan kesimpulan dan kalimat yang diawali dengan peendahuluan kondisi objektif.
Chat Sex? ahhh jangan coba-coba, karena sensasinya adalah magnet dengan ribuat voltase yang mengikat dengan simpul mati dan terus menarik kita kesana, biarkan saya yang kotor ini terlibat disana, dipermainkan hasrat, dipermainkan wanita, dan dipermainkan imajinasi sensasional. biarkan saya saja.
Perlu kita tanyakan kepada Norman Fairclough persoalan seperti ini, bagaimana bahasa mempengaruhi rasa ingin atau minat kita seperti dalam iklan. Bagaimana kata-kata hadir begitu nyata dalam kenyataan kita sementara dia hanya nyata dalam imaji kita?.