PROGRAM KB NASIONAL.
Tanjung palas ,Program Keluarga berencana (KB) belum menyentuh keluarga praKS dan KS I (miskin) di kalimantan timur, asumsi sejumlah Keluarga miskin yang memiliki banyak anak belum mendapatkan pengetahuan tentang KB.
Hal ini masih banyaknya keluarga miskin yang belum mengikuti program KB, sehingga kehidupan mereka cukup memprihatikan dari segi kebutuhan sehari-hari, pendidikan maupun kesehatan.kata Kabid advokasi Komunikasi, Impormasi dan Edukasi (BKKBN Kaltim) Drs.sudibyo.
Menurut dibyo berdasarkan pemantauan dimasyarakat ternyata masih memiliki banyak ditemui warga miskin yang memiliki anak hingga mencapai sepuluh kerena tidak mengikuti program KB.
Sebagai contoh yang dialami pasangan Suharto J ( 45 Tahun) bersama istrinya Erna (34 Tahun) ,warga kelurahan Tanjung Palas Ulu , yang memiliki sepuluh orang anak dan mendiami rumah kayu berukuran 6x8 meter. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja cukup sulit ,apalagi memenuhi gizi anak ,terlebih membiayai anak sekolah, ditambah jika ada anak yang sakit “Kata Suharto .Dikatakannya bahwa dia memiliki sepuluh orang anak , yang paling tua bernama sadam Husien,usia 19 tahun anak paling kecil bernama Fatimah Aulia, berusia 4 tahun. Anak Tertua hanya lulus sekolah menengah pertama (SMP) dan anak kedua bernama Rita yanti putus sekolah ditingkat SMP,sedang adik-adik masih sekolah ditingkat dasar dan ada yang belum sekolah.
Suharto menjelaskan ,dalam memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari, anak pertama membantunya bekerja sebagai tukang taxi perahu (ces) dan anak kedua bersama istrinya menjadi pembantu ,mencuci pakaian dirumah Tangga.
Ini lah satu contoh keluarga miskin yang ada di kalimatan Timur pada khususnya pada umumnya penduduk indonesia, yang tidak ditunjang dengan penunjang kebutuhan hidup yang layak seperti sandang pangan dan perumahan ini akan menimbulkan masalah untuk kesejahteraan  masyakat indonesia .
Kegagalan Program KB nasional, bisa akibat belum adanya penggalakkan pada proyek yang langsung menangani keluarga miskin dalam masalah KB artinya proyek kegiatan KIE baik di rumah keluarga PRA KS dan KS pada setiap Desa/Kelurahan secara menyeluruh sampai tingkat RT ini belum pernah diadakan.
PKB Tanjung Palas ( ilham ), berpendapat bahwa Faktor penyebab masalah ini adalah pertama minim nya petugas dilapangan PLKB sederajat SMA dan Bidan yang berada distiap pelosok Desa (POSTU) dan Pemukiman Kumuh perkotaan jumlah petugas yang terbatas akan kurang dapat memberikan kontribusi maksimal pada peningkatan pelayanan KB . jika saja satu PLKB dan satu petugas bidan berada distiap desa dan kelurahan bertugas ini dapat mempasilitasi serta meningkatkan penggerakan dan mengajak masyarkat menumbuhkan program KB yang selih potensial.
Kedua Ajakan dari Tokoh masyarakat, Tokoh adat kurang begitu mengkompanyekan program KB ini ,lembaga Sosial Masyakat tidak begitu peduli dengan masalah Baby boom untuk bantuan memberian kegiatan penyuluhan KB . jangan saja keberhasilan program KB dibebankan Pada tugas pemerintah tetapi lebih efektif jika progam KB masing elemen bergerak sesuai tugas fungsi turut menyukseskan dan memberikan dukungan nyata dalam program KB melaui pertemuan dengan masyarkat. Dengan demikian seperti LSM sebagai lembaga idependen yang bisa berperan stabilator perkembangan dan pertumbuhan penduduk indonesia yang mencapai 300 juta jiwa dengan 10.000 bayi lahir setiap hari . Artinya mereka turut peduli terhadap masalah Baby Boom .
Ketiga   menset budaya tradisioanal yaitu banyak anak dan cucu banyak rejeki seakan akan keluarga yang banyak itu lebih gampang tidak akan menimbulkan beban bagi negara untuk dapat mensejahterakan masyarakat.
Keempat Menikah dini yang diakibatkan rentetan menset tadi , akibatnya banyak yang menikah diusia 13-15 tahun. padahal sebaiknya laki diusia 20 tahun untuk perempuan 25 tahun .jika pada usai muda kita berikan cara berpikir tradisonal dan akibat budaya indonesia yang melegalkan budaya dan ada tradisional sehingga banyak terjadi dimasyaarakat kita pernikahan tampa mempertimbangkan kematangan psychology dengan topangan ekonomi anak stabil yang belum matang untuk melahirkan akan berdapak banyak ibu melahirkan bayi meninggal , berujung pada kawin percerai dan perselingkuhan .
Kelima Dampak pengunaan alat Kontrasepsi oral ( pil KB ) yang jangka Waktu pengunaannya satu bulan sering terlupakan , ini juga memberikan proses percepatan kelahiran karena kelemahan cara dari cara berKB tersebut, sehingga menurunnya kotinunitas yang berkelanjut maka pada waktu step berhenti berKB inilah kehamilan terjadi sebaik cara berkb di indonesia lebih diarahkan pada suntikan 3 bulan dan enam bulan. dari data Nasional cara berKB yang paling banyak diindonesia adalah pil .
Keenam Pemerintah belum benar-benar serius menangani masalah baby boom kelahiran diatas 2,5 persen pertahun ini suatu angka yang masih tinggi dan akan meningkat seiring dengan lemahnya pengawasan terhadap pertumbuhan penduduk indonesia di tahun akan datang.seharusnya ada suatu kebijakan yang mengatur tentang kelahiran ,sehingga dapat menurunkan jumlah populasi penduduk indonesia yang semakin mencapai 300 juta jiwa.(il
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H