Mohon tunggu...
Yuliana Lestari
Yuliana Lestari Mohon Tunggu... Administrasi - civic teacher

Menulis adalah keberanian

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Ekstrovert vs Introvert, Tipe Manakah Kamu?

14 Juli 2016   09:38 Diperbarui: 14 Juli 2016   09:44 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Istilah ekstrovert dan introvert mungkin masih terdengar asing bagi sebagian orang. Dua istilah ini banyak kita temui dalam ilmu psikologi terkait kepribadian seseorang. Dalam ilmu psikologi kepribadian manusia sebenarnya tidak hanya dikelompokkan menjadi dua tipe, tetapi ada tiga tipe kepribadian yaitu ekstrovert, introvert dan ambivert.

setiap manusia itu memiliki keunikan masing-masing. Mempunyai ciri khas dan kepribadian yang berbeda satu sama lain. Kepribadian manusia terbentuk oleh faktor lingkungan dan budaya keluarga. 

jika diartikan secara sederhana kepribadian ekstrovert adalah kepribadian terbuka, sedangkan kepribadian introvert adalah kepribadian tertutup. Untuk lebih jelasnya seperti ini, dalam kehidupan sosial kita pernah menjumpai seseorang yang dianggap aneh, kurang bersosialisasi, kurang membaur, tidak mudah bergaul, sosok penyendiri dan pendiam dilingkungan sosial.

Mereka yang berkepribadian introvert adalah pribadi yang tertutup dan mengesampingkan kehidupan sosial. Sepintas mereka tak seperti kebanyakan orang, mereka sering menghindari situasi sosial karena berada disekitar orang lain atau banyak orang adalah membosankan dan menjenuhkan. Justru manakala mereka sedang sendiri mereka merasakan ketenangan, kenyamanan, dan kesenangan. Mereka menyendiri bukan berarti mereka pemalu. Bukan pemilih teman, dan bukan pula pemilih teman. Mereka menyukai teman yang sedikit tetapi berkualitas. 

Mereka tak bosan ketika menyendiri. Mereka biasanya banyak menghabiskan waktunya untuk membaca, menulis, melukis dan berbagai aktivitas yang tak membutuhkan banyak kontak sosial (tak banyak orang). sekali lagi mereka menyendiri bukan berarti depresi atau tertekan. Mereka sangat menikmati kesendirian dan berlama-lama berdiam di dalam ruangan dari pada keluar beramai-ramai dengan banyak orang.

sebaliknya disisi lain terdapat sosok yang suka bergaul, mudah bersosialisasi dan ramah. Tipe kepribadian ini disebut ekstrovert. Tipe kepribadian ekstrovert cenderung terbuka pada dunia luar. Menyukai kerumunan, aktif berinteraksi dan menyukai aktivitas sosial. Mereka juga menyukai keramaian dan cenderung tidak suka sendirian. Mereka cepat merasa kesepian dan tidak betah bila tidak ada teman. Kebanyakan dari orang ekstrovert ini adalah mudah bergaul (supel), karena pada umumnya mereka mudah sekali berkomunikasi baik itu dengan orang asing. Mereka tidak mengalami kesulitan dalam beradabtasi. Selain itu mereka juga orang yang aktif dan dapat berinteraksi dengan banyak orang sekaligus.

Baik ekstrovert maupun introvert sebenarnya adalah keunikan dari kepribadian manusia. Namun ada sebagian orang yang menganggap mereka yang berkepribadian introvert dianggap aneh dan dianggap sebagai penyakit yang harus disembuhkan. Sedangkan kepribadian ekstrovert adalah kepribadian yang selayaknya. Seorang dengan kepribadian introvert sangat rentan menjadi objek sindiran dan judgement "pemalu, pendiam dan tidak bisa bersosialisasi. Saya pun pernah mengalami dua hal tersebut. Bahkan hingga saat ini beberapa kali mendapat judgement demikian karena ke-Introvert-an saya.

Meskipun introvert bukanlah suatu penyakit. Tapi lambat laun saya mulai memahami bahwa segala sesuatu itu perlu dikomunikasikan. Bukan berarti setelah kita tahu bahwa kita introvert lantas menjadikan itu sebagai alasan menjauhkan diri. Sekali lagi introvert bukanlah sebuah penyakit yang harus disembuhkan. Introvert bukan sesuatu yang harus dihilangkan. Tetapi lebih mengarah pada mengelola kepribadian. Bagaimana kita bersikap menyesuaikan situasi dan kondisi. Mengelola diri kapan kita harus diam dan kapan kta harus bicara. Dengan demikian akan lahir kondisi yang nyaman antara ekstrovert dan introvert. Tidak ada lagi judgement negatif pada sang introvert.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun