Mohon tunggu...
lisa listiani
lisa listiani Mohon Tunggu... -

perempuan,mahasiswi, 21 tahun, sedang belajar menulis,

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Citizen Journalism: Dari Warga, Oleh Warga, Untuk Warga

3 April 2014   14:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:08 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Media berkembang seiring dengan perkembangan teknologi. Hal ini bukanlah hal yang bisa secara mudah kita ingkari. Unit-unit jurnalisme konvensional kini mulai tergeser. Bahkan perkembangan teknologi, terkhusus internet, telah mampu membuat perubahan besar-besaran di bidang media. Satu unit klasifikasi yang khusus, yakni Online Journalism, menjadi tolak ukur kita mengenai bagaimana teknologi sesungguhnya telah mengubah media yang saat ini kita kenal.

Bukanlah hal yang berlebihan juga kalau saat ini kita katakan bahwa teknologi pula yang mengubah rutinitas yang ada dalam media. Jika dahulu kita melihat proses news gathering sebagai proses yang melelahkan dan sulit, saat ini dengan duduk di depan meja komputer saja kita sudah dapat melaksanakan proses ini. Bukan hanya proses news gathering. Lebih luas lagi kita dapat melakukan proses news production dan publishing secara langsung di depan komputer.

Teknologi inipun yang mengubah cara pandang masyarakat terhadap media. Berbeda dengan dahulu, masyarakat hanya menjadi penonton pasif dari sebuah media. Namun, saat ini audience menjadi lebih aktif. Hal ini tentu saja tak lepas dari dukungan teknologi yang mampu mengubah seluruh sistem media konvensional.

Fenomena yang terjadi saat ini, fenomena citizen journalism menjadi salah satu fenomena yang merupakan efek domino dari perkembangan teknologi yang begitu pesat ini. citizen journalism memungkinkan setiap orang, dimanapun mereka berada dan siapapun mereka menjadi seorang jurnalis.

Ledakan Citizen Journalism

Citizen Journalism atau jurnalisme warga merupakan istilah yang saat ini kerap kali muncul dalam masyarakat. Istilah ini muncul ketika internet hadir dan merasuki setiap sisi kehidupan media yang kita punya. Konsep citizen journalism ini menjadikan warga tidak hanya mendapatkan informasi yang ingin mereka terima. Warga dapat pula memproduksi berita.

Banyak media yang dapat dipergunakan warga untuk menjadi jurnalis warga. Yang mungkin terlihat jelas di Indonesia saat ini adalah Kompasiana. Namun, banyak pula media jurnalisme warga yang ada di sekitar kita. Sebut saja Facebook, Twitter, Blog, Tumblr, Instagram, dan lain sebagainya. Dengan media-media ini, masyarakat “memproduksi berita” yang dapat dibaca oleh banyak orang.

Jurnalisme warga yang saat ini menjadi trend menghantarkan kita ke era dimana setiap orang dapat menjadi jurnalis. Hal ini menjadi mungkin karena perkembangan teknologi yang membuat semua orang memiliki gadget. Gadget bukan lagi menjadi barang tersier melainkan menjadi kebutuhan primer. Oleh karena itu memperoleh informasi saat ini menjadi kebutuhan setiap orang. Begitu juga untuk memproduksi informasi. Hal ini mungkin menjadi kebutuhan aktualitas diri setiap orang.

Public Sphere

Jika kita melihat perkembangan jurnalisme warga saat ini, kita akan sampai pada kesimpulan bahwa media kini sudah menjadisuatu ruang publik. Konsep Public Sphere, merupakan konsp yang diperkenalkan oleh Jurgen Habermas . Definisi dari public sphere sendiri adalah

A domain of our social life where such a thing as public opinion can be formed [where] citizens ...deal with matters of general interest without being subject to coercion... [to] express and publicize their views. (Habermas, 1997: 105 dalam Alan Mc Kee, 2005: 4)

Public Sphere lebih berfokus pada hal-hal yang bersifat dialogical. Dalam konsep public sphere dinyatakan bahwa Ruang publik seharusnya merupakan sebuah forum dan setiap pribadi yang berada dalam forum tersebut dapat menyatakan pemikirannya dengan bebas karena setiap orang memiliki hak yang sama dalam menyatakan pendapatnya. Pembicaraan yang dinyatakan dalam Ruang publik disampaikan kepada massa dalam jumlah banyak (Crossley & Roberts(ed), 2004:133)

Jika kita melihat berbagai definisi dan sifat-sifat dari public sphere maka kita dapat mengatakan bahwa internet merupakan suatu bentuk public sphere yang baru. Forum dalam internet, comment yang ada dalam portal berita memenuhi syarat dan standar-standar yang dibutuhkan dalam public sphere.

Citizen Journalism dan Public Sphere

Jika kita bertolak dari pemaparan mengenai citizen journalism maka kita akan mengetahui bahwa sebenarnya saat ini kita sedang membentuk suatu ruang publik yang mempunyai potensi sangat besar dalam demokrasi. Dengan adanya citizen journalism maka dapat dikatakan bahwa internet merupakan sebuah alat yang dapat melahirkan ruang publik.

Internet, melalui bermacam teknologinya dan berbagai feature yang dimiliki sebenarnya membuka peluang besar bagi kita yang merindukan adanya demokrasi yang tidak lagi mengenal ruang dan waktu serta perbedaan latar belakang masing-masing penggunanya. Ruang publik yang masih tergolong baru ini dapat kita gunakan untuk bermacam-macam hal yang tidak kita dapatkan dalam ruang-ruang publik lama. Bahkan, suara-suara minoritas yang tidak terakomodasi pun dapat dilihat di dalam forum-forum di Internet.

Kenyataan bahwa forum-forum yang ada di dalam internet bersifat dialogis memperlihatkan bahwa sebenarnya internet dapat memiliki fungsi kunci dalam public sphere. Menggantikan media lain yang saat ini justru banyak dikuasai oleh kapitalis, forum-forum yang ada di internet menolong kita untuk memahami dan mengakomodasi suara-suara minoritas seperti yang layaknya menjadi suatu hal yang ideal dalam suatu demokrasi.  Dialog-dialog yang dibangun dalam internet menjadi lebih intens dalam forum-forum yang ada.

Contoh nyata dari penggunaan internet sebagai public sphere yang memiliki dampak yang besar baru-baru ini adalah penggulingan presiden Mesir, Husni Mubarak. Sebelumnya Mesir dikenal sebagai  negara yang sangat militan terhadap media. Sedangkan seperti yang kita tahu bahwa media memiliki peran penting dalam demokrasi sebagai public sphere. Dahulu media Mesir sangatlah diawasi oleh pemerintah. Bahkan pemerintah Mesir memiliki hak untuk memberedel media yang tidak sesuai dengan apa yang dimaui oleh pemerintah. (Issawi,2014 :18)

Internet hadir di negara yang masih memiliki pemimpin dengan kekuatan tirani yang sangat besar ini. Namun demikian, social media, yang juga dimotori oleh para jurnalis membentuk suatu forum masyarakat yang menginginkan perubahan besar-besaran terhadap negara mereka. Jadilah facebook hadir dalam sejarah besar revolusi Mesir.

Sebagai contoh Soha Naqqash yang kala itu memang menjadi seorang anchor di salah satu channel televisi miliki negara. Dalam pemberitaannya di media, stasiun tersebut cenderung untuk mengabaikan semangat revolusi yang ada di Mesir. Namun Naqqash menulis status di halaman facebooknya untuk mengkritisi bagaimana media coverage yang dilakukan oleh stasiun televisi tempat Ia bekerja yang akhirnya dibagikan di antara para jurnalis. (Issawi,2014:66)

Begitu besarnya pengaruh media online sebagai public sphere membayangi revolusi Mesir kala itu. Media sosial memfasilitasi masyarakat untuk mengeluarkan suaranya. Masyarakat yang bungkam pun menjadi vokal karena adanya media alternatif ini.

Bercermin dari kasus yang melanda Mesir, kita dapat melihat contoh nyata mengenai bagaimana media online memiliki potensi kekuatan yang sangat besar dalam pencapaian demokrasi. Bahkan, negara yang sulit ditembus karena tirani pemimpin pun dapat pudar melalui media sosial yang mungkin dipandang sebelah mata.

Bukan saatnya lagi kita meremehkan media online. Media online sebaiknya dikembangkan sedemikian rupa bagi kepentingankita bersama. Saat media-media yang ada mungkin dikuasai oleh kaum-kaum elitis untuk memperlancar kepentingannya, media online dapat menjadi jalan alternatif bagi mereka yang suaranya tak dapat diakomodasi oleh media massa yang ada. Saat kekuatan tirani kapitalis terlalu besar, media online hadir untuk menyuarakan suara masyarakat. (2/3/2014)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun