Mohon tunggu...
lisa listiani
lisa listiani Mohon Tunggu... -

perempuan,mahasiswi, 21 tahun, sedang belajar menulis,

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pantau Pemilu Lewat Layar Kaca

10 April 2014   01:11 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:51 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13970422101193095708

Pemilihan Umum yang terjadi pada tanggal 9 April 2014 merupakan moment demokrasi bagi seluruh rakyat Indoneia. Hiruk pikuk Pemilu mewarnai banyak aspek dalam kehidupan masyarakat hari-hari ini. Tak terkecuali dengan media yang semakin canggih kini ikut-ikutan diwarnai dengan banyaknya post-post mengenai pemilihan umum.

Mulai dari mengupload foto jari kelingking yang bertinta hingga memposting berbagai macam keluhan mengenai pemilu legeslatif, calon legislatif, bahkan hingga himbauan untuk golput.

Hal yang unik dalam pemilu dewasa ini adalah adanya hitung cepat atau quickcount. dalam hitung cepat ini, masyarakat dapat mengetahui mengenai hasil pemilu legislatif yang terbaru. Dengan penghitungan cepat, masyarakat dapat memprediksi partai mana yang kira-kira dapat memenangkan Pemilu 2014 ini.

Hitung cepat disiarkan melalui berbagai media. Televisi merupaka salah satu media yang sangat mudah untuk diakses dalam rangka mengetahui quick count Pemilu 2014. Selain televisi, internet juga merupakan salah satu media pemantau Pemilu paling cepat. oleh karena itu bisa dikatakan bahwa kita dapat memantau Pemilu melalui layar kaca televisi kita maupun handphone kita.

Tidak Jauh Beda dari Hasil Asli

Seperti yang telah terjadi dengan Pemilihan Umum yang sebelumnya, hitung cepat ini memiliki hasil yang tidak jauh berbeda dengan hasil sesungguhnya dalam Pemilu. Oleh karena itu banyak masyarakat yang melihat hitung cepat ini sebagai hasil yang pasti.

Informasi dan teknologi yang begitu banyak membantu kita untuk memperbaharui informasi kita mengenai Pemilu. Hal ini dibuktikan dengan Hitung Cepat Pemilu  Namun demikian, masyarakat tidak seharusnya mempercayai hitung cepat secara seratus persen karena masing banyak tahapan yang harus dilakukan dalam proses penghitungan suara. Teknologi, sekali lagi, jadikan sebagai satu referensi saja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun