Untuk berpikir menyelasaikan tugas magang saya di WWF pun belum pernah saya bayangkan, yang saya tahu WWF adalah salah satu NGO (Non Governmental Organization) Internasional yang sekarang di Indonesia telah memiliki 25 kantor pusat mewakili provinsi-provinsi di Indonesia.
WWF sebagai salah satu NGO di dunia, tentu merupakan salah satu aktor Internasional juga,sehingga sangat berguna jika kita bisa melihat dan menambah pengalaman untuk mengetahui WWF yang sekarang telah menjadi yayasan Indonesia yang bergerak di bidang lingkungan itu bekerja, jadi kita bisa lihat peran NGO di dalam masyarakat. Bagaimana NGO yang merupakan oraganisasi non pemerintah bisa melaksanakan perannya dan bagaimana proses pengambilan keputusannya.
Saya sebagai mahasiswa Hubungan Internasional melihat WWF sebagai salah satu kesempatan saya untuk belajar bagaimana saya benar-benar melaksanakan proyek-proyek utama WWF. Saya memilih magang di WWF Kalimantan Barat karena WWF Kalimantan Barat sangat mengutamakan program restorasi hutan Borneo dan karena saya juga ingin sekali mengadakan research tentang program Heart of Borneo dan saya pikir WWF Pontianak adalah tempat yang tepat. Selain karena dosen pembimbing magang saya adalah Pak Ade Wirasenjaya yang di masa kuliah dulu berteman baik dengan direktur WWF Kalimantan Barat sekarang ini yang merupakan alumni HI UMY, Pak Hermayani. Jika kita bicara tentang NGO maka kegiatan-kegiatan yang dilakukannya tidak berkaitan dengan pemerintah, yah itu benar tapi NGO juga butuh dukungan pemerintah untuk melaksanakan tugasnya. Saya tidak pergi sendiri, saya pergi bersama Lisa,Mahar.Bella dan Uni teman sesama jurusan Hubungan Internasional.
Hari pertama kegiatan kami di WWF Kalimantan Barat, kami melaksanakan training kegiatan, pengenalan staf dan perkenalan kantor, first impression kita terhadap staff WWF yang sangat mengesankan tapi mereka orang-orang dengan kepribadian yang cuek karena mereka bukan staff yang hanya duduk diam di depan komputer tapi semuanya sering terjun langsung ke lapangan.
Visi WWF-Indonesia adalah "Pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia untuk kesejahteraan generasi sekarang dan di masa mendatang". Selama sebulan saya magang di WWF banyak segala kegiatan yang kita lakukan, walaupum staf WWF dan kegiatan WWF tidak menuntut terlalu banyak keseriusan tapi mereka sangat prefeksionis tentang keberhasilan proyek-proyek mereka karena itu kita juga di tuntut untuk tidak bermalas-malasan tetapi staf WWF sangat baik membantu kami untuk menyelesaikan proyek yang ada. Lima proyek penting yang bisa saya simpulkan adalah Heart of Borneo, Kesejahteraan Masyarakat atau lebih di kenal dengan program Community Empowerement, melakukan traing di desa-desa untuk mengajak local leader untuk turut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh WWF agar mereka mengerti bagaimana menjaga bumi dan lingkungan kita tercinta ini dan fokus ke anak-anak supaya sejak dini mereka mengetahui dan memiliki pengetahuan tentang lingkungan. Program-program WWF sebenarmya berpacu kepada prinsip sustainable development atau yang disebut program berkelanjutan jadi biarpun WWF sudah selesai tentang proyek-proyek mereka tetapi meninggalkan manfaat yang berkelanjutan. GFTN ( Global Forest and Trade Network) adalah salah satu program utama WWF Kalimantan Barat, yang kami lakukan dalam program ini ialah mengikuti kegiatan 3 hari dengan beberapa local community seperti Titian, Eyes of Forest dan WWF Kalimantan Timur, WWF Kalimantan Tengah, dll. Dengan agenda kegiatan “Pelatihan Monitoring Sertifikasi Hutan” kami diberikan pembekalan agar masyarakat dapat berkerja sama dengan local community bersama-sama menjaga hutan dari illegal logging, pembalakan liar, dan kerusakan hutan lainnya.Program lainnya yaitu Earth Hour. Earth Hour itu sendiri adalah salah satu agenda dari WWF Internasional untuk menghemat energy, di kegiatan tersebut kami melakukan promosi tentang penghematan energy dan puncak kegiatannya adalah pada tanggal 21 Maret dengan mematikan lampu penerangan selama satu jam penuh sebagai bentuk hemat energy. Proyek terakhir adalah Green Economy, di mana diajarkan kepada masyarakat agar hidup hemat dengan memanfaatkan apapun yang ada di bumi ini, program Green Economy sangat mengharapkan kerjasama dari pemerintah. Untuk mensukseskan kegiatan ini kita di hadapai dengan berbagai kegiatan baik itu Internal Meeting, promosi dan meeting dengan staf WWF Finland yang khusus datang ke Kalimantan untuk membicarakan tentang pendanaan restorasi hutan dan juga perwakilan WWF dari United States yang juga melakukan kegiatan yang sama. Di situ kita di ajak oleh bapak Herma untuk bisa sharing dan saling bertukar-pendapat tentang proyek-proyek WWF dengan mereka. Ini adalah pengalaman yang tidak bisa saya lupakan bagaimana saya melihat kerja sama WWF Indonesia langsung dengan WWF Internasional. Setelah terjun langsung ke kegiatan-kegiatan WWF itu,program Heart of Borneo (HoB) menjadi acuan saya untuk di pelajari lebih dalam, karena itu berkaitan dengan kerjasama Indonesia dengan negara tetangga. Heart of Borneo (HoB) adalah inisiatif tiga negara yaitu Brunei Darusslam, Indonesia dan Malaysia untuk mengelola kawasan hutan tropis dataran tinggi di Borneo yang didasarkan pada prinsip konservasi dan pembangunan berkelanjutan. Tujuan inisiatif HoB adalah untuk mempertahankan dan memelihara keberlanjutan manfaat salah satu kawasan hutan hujan terbaik yang masih tersisa di Borneo bagi kesejahteraan generasi sekarang dan mendatang. Sebagaimana HoB adalah inisiatif pemerintah,sebagian besar pendanaan berasal dari pemerintah. Pendanaan di maksud berasal dari anggaran yang telah di tetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBD). Di sini kita bisa lihat bagaimana kebijakan politik luar negeri Indonesia sangat berpengaruh untuk mensukseskan kerja sama ini.
Penyumbang dana terbesar WWF berasal dari Eropa dan Amerika Serikat yang di sebut dengan negara-negara fundraiser, mereka melakukan penggalangan dana melalui kampanye dan dana yang di peroleh kebanyakan berasal dari individu, misalnya dari WWF Belanda yang mendapat suntikan dana dari sebagian besar indivudial masyarakat yang memberikan bantuan langsung baik dalam bentuk materi juga kepada WWF. Magang di WWF memberi saya banyak pelajaran, bagaimana cara bertanggung jawab, berani bertindak seperi saat kami mempromosikan Earth Hour di local community dan masyarakat umum, dan benar-benar bekerja semaksimal mungkin. Tidak ada yang tidak bisa di lakukan oleh WWF menurut saya. Itulah beberapa kegiatan agenda yang saya lakukan selama magang di WWF semoga menjadi referensi magang mahasiswa-mahasiwa mendatang.
oleh : Juniar Laraswanda Umagapi
+6285298006655
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI