Science Valley 26: (Kedaluwarsa Teknologi) Indonesia
Lalu, apa masalah (kedaluwarwa teknologi) Indonesia (dan dunia)?
SATU mesin dapat melakukan pekerjaan lima puluh orang biasa. Tidak ada mesin dapat melakukan pekerjaan satu orang yang luar biasa (Elbert Hubbard).
Kali ini, kembali melanjutkan membahas buku FILSAFAT ILMU – Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan (Koento Wibisono Siswomihardjo, Ali Miudhofir, Imam Wahyudi, Rizal Mustansyir, Sri Soeprapto, Noor Ms Bakry, Abbas Hamami M, dan Sindung Tjahyadi – Tim Dosen Filsafat Ilmu Fakutas Filsafat UGM, 1996).
Paradigma Lama: Bab VII: Metode Ilmiah. Bab VII: Kebenaran Ilmiah. Bab IX: Ilmu, Teknologi, dan Kebudayaan. Etika Keilmuan (Hal. 126-182).
“Metode siklus empirik ini mencakup lima tahapan yang disebut observasi, induksi, deduksi, eksperimen, dan evaluasi. ... Sifat ilmiahnya terletak pada kelangsungan proses yang runtut dari segenap tahapan prosedur ilmiah tersebut, meskipun pada prakteknya tahap-tahap kerja tersebut seringkali dilakukan secara bersamaan (132)....Ilmu-ilmu sosial dan humanistik pada umumnya menggunakan metodologi yang disebut metode linier. Metode linier memiliki tiga tahap, yaitu persepsi, konsepsi dan prediksi. Persepsi adalah penangkapan data melalui indra. Konsepsi adalah pengolahan data dan penyusunannya dalam suatu sistem. Prediksi adalah penympulan dan sekaligus peramalan (Sri Soeprapto: 133).
Teori kebenaran selalu paralel dengan teori pengetahuan yang dibangunnya (138) Kebenaran dalam ilmu adalah kebenaran yang bersifat objektif, maksudnya ialah bahwa kebenaran dari suatu teori – atau lebih tinggi lagi aksioma atau paradigma – harus didukung oleh fakta-fakta yang berupa kenyataan dalam keadaan objektivannya (Abbas Hamami M: 144).
Sering muncul polemik, terutama di negara berkembang , manakah yang lebih penting, antara mengembangkan “ilmu” melalui pengembangan “ilmu murni” (pure science) dan “ilmu dasar” (basic science) dengan mengembangkan ”teknologi” melalui “alih teknologi” maupun industrialisasi (147). ... Dari berbagai pertanyaan-pertanyaan dan polemik tersebut setidak-tidaknya tersirat adanya kekaburan pengertian tentang “ilmu”, “teknologi”, maupun “kebudayaan”. Tersirat pula di dalamnya kekaburan pemahaman tentang hubungan antara ilmu, teknlologi dan kebudayaan (148).
Secara etimologis, akar kata “teknologi” adalah “techne” yang berarti serangkaian prinsip atau metode rasional, yang berkaitan dengan pembuatan suatu obyek atau kecakapan tertentu (151)....Dalam bahasa Yunani, “logos” memiliki arti yang luas mengacu baik tata pikir maupun keteraturan benda ...(152) ... Dari tinjauan secara etimologis, sudah terlihat adanya potensi “kekaburan makna” dalam istilah “teknologi”. ... Apakah “teknologi” termasuk dalam “pengetahuan ilmiah” (ilmu) ataukah “pseudo-ilmiah”, ataukah “pengetahuan biasa”. ... Karl Mark menggunakan istilah “teknologi” dalam tiga makna yang berbeda, yakni sebagai “alat kerja”, “pengajaran praktis dari sekolah industrial”, dan “ilmu tentang teknik” (151-152). Dari berbagai pengertian batasan di atas tersirat luasnya – atau kaburnya – kandungan pengertian “teknologi” (154-155). ...Jaques Ellul ... memakai istilah “technique” identik dengan “technology” dan dalam pengertian “keseluruhan metode rasional untuk mencapai efesiensi mutlak dalam semua bidang aktivitas manusia” (Sindung Tjahyadi: 155).
Masalah dasar bagi etika khusus adalah bagaimana seseorang harus bertindak dalam bidang atau masalah tertentu, dan bidang itu perlu ditata agar mampu menunjang pencapai kebaikan hidup manusia (Abbas Hamami M: 175)
Paradigma Baru Milenium III: Teknologi (Bahasan bandingan ringkasan Bab VII: Metode Ilmiah. Bab VIII: Kebenaran Ilmiah. Bab IX: Ilmu, Teknologi, dan Kebudayaan. Bab X: Etika Keilmuan (Koento Wibisono Siswomihardjo, dkk: Hal. 126-182).