Mohon tunggu...
Aro win
Aro win Mohon Tunggu... Wiraswasta - SAYA TIDAK TAU.

the real jack gayo.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sakau.. Sakit karna Engkau

25 Februari 2012   11:51 Diperbarui: 25 Juni 2015   09:31 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sakau cafein......oleh : erwin gayo   Sfesial untuk cofee lovers ...

Sakit karna engkau... sakau ...

tidak hanya disebabkan oleh bubuk putih, bubuk hitam juga.

Apa pengalaman anda pertama kali memesan espresso di starbuck..?

Beragam komentar pasti pernah mengalir di ruang sang pioner kopi berkelas ini, Nah kalo anda masih blengdalampengecapan rasa dan aroma, tanpa pernah tau karakteristik minuman espresso. dipastikananda sedang sakau cafein. Memesan yang tidak sepantasnya dipesan. Lain halnya dengan coba coba beda cerita.

Ini pasti dulu banget kejadiannya, rasanya di satu dekade belakangan ini bahasanya sudah seragam tentunya, sudah mulai bisa membedakan rasa dan aroma dari setiapjenis racikan , mulai dari black cafee, latte art , caffucino hingga ke luwak bahkan tubruk sekalipun.sungguh perubahan terus menerus sedang berjalan.

pengetahuan tentang kopi sudah mulai berkembang, seiring bermunculnya persaingan ketat di perusahaan besar yang membidangi dunia perkopian, sejak dimulai dari proses hilirbuah berryyang berwarna merah dan berasa manis ini, hingga peran si tabung kaca alias tipi yang sudah mulai gencar menayangkan acara acara untuk mengedukasikan perkopian nusantara ini kepada seluruh rakyat indonesia.(pemerintahan banget..) he he . ya percepatan telah terjadi.

Hmmm ...exelent..

Contoh kecil. Dunia hitam perkopian menggeliat..?, bagaimana tayangan iklan kapal api dengan apiknya menghiasi media masa dengan secangkir semangat, jj royal dengan manisnyamemamerkan kepiawan sang maestro biola, white kopi mengiklankan kupi luwak dengan campuran sempurna, kalo anda ambil mesin hitung pasti gak akan ketemu rumusannya kok bisa kopi luwak berharga murah,( kalo bener bener luwak..he hee) pasti sang pengusaha kopi luwak ngomong gini ni.”.hai luwak ente kagak usah takut lagi di uber para penangkar luwak, gua sudah buat kopi luwak dengan harga iritttt.” Meskipun kopi aslinya hanya satu biji . bgitu barangkali bahasanya sang pengusaha namanya juga cerita.

Kopi bean, jco, kfc dan mc d kagak mau ketinggalan, memperebutkan pangsa pasar sihitam manis ini, yang konon katanya penyebab sakaunya penyanyi tak gendong kemana mana, sakau pertama.

Lihat di setiap mal di lima kota besar indonesia pasti ada, belum lagi puluhan franchise menawarkan sistem tokcer, dengan profitdidepan mata .

Hmmm...exelent dan semakin sengit persaingan , ssesengit aromanya.

Lalu siapa sih yang bisa menjelaskan secara seksama tentang kopi ini , tentang 20 varitas arabica? Tentang diketinggian dpl berapa si kopi ini harusnya ditanam ? tentang kandungan kafein ? tentang 36 aroma kopi ? tentang cara menyangrai kopi? Tentang test cup kopi? Tentang cara sederhana menyeduh kopi.Atau tentang serakahnya para treder kopi??? pemerintah kah? Departement pertaniankah? Pengusahakah ?rasanyasepakat satu kata...kagak ada???

O lupa !!! coffe lovers !!ya coffee lovers??

Komunitas ini yang paling tepat untuk curhat...!

Kopi jenis arabica.

Arabica, jenis ini yang satu inipaling banyak disruput penghuni planet bumi, kalo diitung memakai liter nomer dua setelah minyak bumi . Sakau kedua.

Berbanding terbalik dengan para penanam kopi di indonesia.ARABICA tidak diminum melainkan dijual, hingga mereka gak tau rasa kopi yang mereka tanam knapa ya..? kan harga jualnya lebih mahal ngapain diminum, gitu kali sanggahannya. sepakat dong kalo indonesia ini gak usah disebut sebut negara kaya , kalo penghuninya masih miskin . malu ama negara tetangga yang sudah terlalu sering mempermalukan.

Oya sebelum kita sakau lebih jauhanda tau harga kopi arabica dan robusta ? harga arabica jauh lebih mahal dari pada robusta beda setengahnya ...lalu siapa sih yang menikmati ....senikmat nikmatnya kopi arabica selain coffee lovers???? .. dibumi noesantara ini 90 % pribuminya meminum kopi ROBUSTA sebagai minuman sehari hari.

ha.. kokbisa! Harusnya kita bertanya pada mahluk pertama yang membawa dan memaksakan penaman kopi di bumi java & preanger di era gelap gulitaalias jaman VOC dulu. Edukasi yang sangat salah telah mereka terapkan sedalam dalamnya. Hingga kini masih beraksi.

Lalu siapa yayang menikmati kopi itu senikmat nikmatnya?

Petani kopi..!

Petani kopi...rasa nya gak juga ....anda tauDidataran tinggi gayo yang memiliki perkebunan kopi arabica terluas dia asia tenggara ..kami (urang gayo) hampir 90% mengkonsumsi kopi robusta bukan kopi arabica , sebagai minuman sehari hari...saya tidak tahu sejak tahunkapan robusta ini menjadi konsumsi masyarakat gayo (suku asli wilayah aceh), padahal 90 % kopi yang masyarakat tanam adalah arabica sisanya hanya didaerah tertentu saja ditanami pohon jenis Robusta,Dulunya jenis robusta ini adalah tanaman pengganti yang di bawa oleh para penjajah untuk menggantikan kopi arabica yang pada saat itu terserang penyakit karat daun.

Pesan singkatnya adalah, petani kopi itu sendiri tidak tau sedahsyat apa rasanyakopi arabica itu....!!!

Bgitu melekatnya doktrin itu sampe sampe masyarakat gayo, ogah merosting kopi arabica, walau pun hanya coba coba sekalipun ..gila gak? Sakau ke tiga.

Apakah ini juga terjadi di sentra sentra penghasil kopi arabica di 12 titik penghasil kopi arabica yang ada di indonesia.. saya tidak tau.

Kita kembali lagi ke kota besar, iseng iseng saja sewaktu anda memesan secangkir kecil espresso di gerai coffee yang ber ac , coba tanya “ ini kopi dari mana ya ?? ...80 % baristanya menjawab :

“ kopi yang kita pakai import dari italia...!! gak pake kopi lokal.!

Hening sejenak ...” memang di italia ada pohon kopi..?? ...

black as the devil
hot as hell
pure as an angel
sweet as love

sebuah puisi tentang kopi ..Sakau sejenak bersama www. kupigayo.com. bersambung.....


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun