Mohon tunggu...
Yudi Ariefandi
Yudi Ariefandi Mohon Tunggu... -

Rakyat Biasa.....!!

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

“Dulu Jokowi di Anggap Emas Ternyata Loyang"

30 Maret 2015   13:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:47 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

1. Kita bahas masa depan Indonesia ya..gonjang ganjing politik perpecahan parpol, kinerja jokowi, naik bbm, korupsi, mafiia hukum dst

2. Gonjang gonjing politik sdh pasti berdampak negatip pada ekonomi & kesejahteraan rakyat. Tak stabilitas tak ada pertumbuhan ekonomi

3. Penyebab utama gejolak ini adalah perebutan, usaha mempertahankan dan memperbesar kekuasaan. Pelaku : elit politik & konglomerat2

4. Faktor Jokowi yg bukan ketum partai atau pengendali partai menyebabkan posisinya sbg presiden rentan rongrongan elit. Sgla cara dipakai

5. Kita ingat bgmn SBY pada periode pertama jd presiden (04-09), sgt disibukan usaha mempertahankan kekuasaan. PD hnya 7% di parlemen

6. Alhamdulillah SBY berhasil meski terlalu besar/banyak memberi konsesi politik / ekonomi kpd elit partai. Periode kedua relatif lbh baik

7. Bgmn dgn Jokowi yg tdk punya partai? Kelangsungan kekuasaannya tergantung selera partai. Kalau partai ga suka, Jokowi tamat. Jatuh

8. Tanda2 kejatuhan jokowi sdh mulai tampak &akan terwujud jika tdk diantisipasi scra cepat dan tepat. Jgn sampai rakyat dan negara jd korban

9. Gejolak politik dapat diredam jika elit politik puas, rakyat puas, militer puas. Apakah Jokowi akan mampu memuaskan semua pihak?

10. Pecahnya golkar, PPP, PKS, PAN dst makin meningkatkan eskalasi gejolak politik. Kinerja buruk Jokowi makin bikin runyam. Plus BBM naik

11. Masa depan RI tergantung dr kemampuan Jokowi mengelola konflik dan meredam gejolak. Dan sbgn besar gejolak itu timbul dari jkwi sendiri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun