Mohon tunggu...
Boil
Boil Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bekerja dalam soenyi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Warisan Jenderal tua

8 Agustus 2011   18:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:58 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

" Hay perwira, ambil gitarmu kemari ! Ucap seorang jenderal berambut putih dengan gaya kalem namun berwibawa.
"Siap! Dengan sigapnya sang perwira segera melaksanakan perintah.
" Coba kamu tolong mainken sebua lagu yang merdua untuku ya, hehehe.

Jenderal yang kalem itu mulai melemparkan senyumnya yang khas laksana para raja-raja tanah jawa. Begitu juga dengan sang perwiranya yang lemah lembut itu, diapun mulai memetik-metik senar gitarnya sambil mencoba melantunkan sebuah tembang kesayangan sang jenderal.

Angin mulai asik bersemilir bersama irama merdu mereka. Sang jenderal nampak ceria dengan permainan nada yang khas dari setiap petikan-petikan gitar perwiranya.

" Hay perwiraku yang bijaksana, dari petikan-petikan gitarmu aku menangkap sebuah pesan.
" Oh ya, kalau saya boleh tau apa itu jenderal?
" Hahahaha...aku telah puluhan tahun ikut berperang, dan aku menyukai seninya, seperti aku menyukai permainan gitarmu.
" Maksudnya jenderal?
" Aku adalah seniman, dan aku telah berhasil memainkan setiap keindahanya, termasuk memimpinmu dan semuanya.

Perwira itu masih belum mengerti perkataan sang jenderal kalem dihadapanya.

" Begini perwiraku, aku memainkan seni itu lewat caraku sendiri, di bawah meja bersama tim, dan setiap tim tentunya dalam kendali permainanku.
" Lantas, apakah saya termasuk dari tim yang anda maksud ?
" Hahaha, kamu adalah muridku, dan aku adalah instrukturmu, dan aku tidak selamanya jadi jenderal.

Rupanya sang perwira mulai mengerti maksudnya, dan suasana yang sedikit serius mulai nyantai lagi.

" Kelak kamu menjadi jenderal sepertiku, tapi kamu suka bernyanyi, hahahaha...
" Oh ya, benarkah itu ?!
" Saat ini, jangen mengadaken pergeraken-pergeraken yang mencurigaken, cukup di bawah meja dengan instruksi dari saya, mengerti ?!

Waktupun terus berjalan, sang perwirapun telah menjadi jenderal yang masih gemar bernyanyi. Sang jenderal kalempun pergi tuk selamanya. Namun dia akan meneruskan seni dengan cara berbeda.

" Selamat beristirahat instruktur, aku akan memainkan cara yang berbeda, yaitu diatas meja dengan bijaksana...

Namun jenderal baru yang suka bernyanyi ini tidak memikirkan tingkah laku prajuritnya. Dengan tidak sungkanya mereka bermain diatas meja, bahkan merajalela disetiap barak penjuru nusantara. Dan beberapa dari merekapun suka bernyanyi di balik kemudi sambil makan roti.

Sekian

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun