Mohon tunggu...
Boil
Boil Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bekerja dalam soenyi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Resep Pesugihan Mbah Sudrun

7 Mei 2014   18:23 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:45 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menyimak ramainya pemberitaan tentang Ustad Guntur Bumi yang saat ini sedang tersandung banyak kasus perihal praktek pengobatan alternatif yang mana bertarif tidak masuk akal. Sebenarnya metode seperti itu sudah ada semenjak jaman dulu, mungkin seiring perkembangan jaman model pengobatan seperti itu perlahan dianggap tidak sesuai dengan hukum agama yang mana bisa membawasebagian umatnya terjerumus dalam kemusrikan. Menurut saya pribadi praktek yang dilakukan UGB itu sah-sah saja, ada benar dan tidaknya tergantung keyakinan sang pasien. Namun saya sangat mengutuk besarnya tarif yang diminta sang ustad tersebut, seharusnya orang yang diberi kelebihan oleh Tuhan mempunyai kewajiban membantu sesamanya tanpa pamrih.

Namun saya di sini tidak ingin membahas panjang lebar tentang sosok UGB yang menurut saya sudah sangat berlebihan tersebut. Saya hanya ingin menitipkan pesan kepada anada semua, pabila anda merasa tidak sehat alangkah baiknya berobat ke dokter, klinik, puskesmas atau mantri yang berada di sekitar tempat tinggal anda. Namun pabila cara medis tersebut sama sekali tidak mendeteksi penyakit anda alangkah baiknya anda merenung sejenak, apakah anda telah berbuat suatu kesalahan kepada orang lain, kepada alam sekitar anda atau kepada orang tua anda sendiri misalnya. Kemudian tanyalah kepada orang-orang yang sudah berpengalaman pergi ke pengobatan alternatif dengan syarat orang tersebut sembuh setelah mendapatkan penanganan dan tidak mengeluarkan biaya yang melebihi pengobatan medis, seperti rawat inap rumah sakit swasta misalnya. Bila yang anda tanyakan tersebut tidak sesuai kriteria ala saya di atas sebaiknya janganpernah pergi ke pengobatan alternatif, sebab itu sama saja anda lebih bodoh dari binatang.

Oh iya, saya juga ingin berbagi tips melancarkan rizki anda yang selama ini menurut anda pribadi seret alias pas-pasanwalaupun anda sudah maksimal dalam bekerja.

1. Basuhlah kedua telapak kaki ibumu, kemudian usap dan ciumlah kedua telapak ibumu, mintalah maaf kepadanya setulus hati anda seraya anda ciumi telapak tanganya, kemudian kecuplah keningnya. Insya Allah ridho-Nya akan selalu mengiringi kemanapun kaki anda melangkah. Karena seorang ibu adalah yang nomor satu di muka bumi ini setelah Tuhanmu sendiri, ridho ibu adalah ridho Allah.

2. Sedekah dengan Empati. Janganlah menunggu kaya dulu dalam berempati terhadap sesamamu, dalam memberi, dalam berbagi. Sebab itu sama saja menghambat deras arus rezekimu sendiri, anda tidak akan pernah bisa memberi sampai kapanpun bila anda menunggu menjadi orang kaya dulu, sebab hakikatnya orang yang kaya itu letaknya ada di rasa dalam hatinya, yaitu empatinya, semakin besar rasa empati seseorang semakin kayalah batinnya, keimananya pada Tuhan dan rasa bersyukurnya atas segalayang telah diberikan-Nya selama ini. Memberi sebagian rizki kepada orang lain tidak akan membuat anda jatuh miskin dan kelaparan, silahkan buktikan asalkan dalam praktek anda iklas tanpa mengharapkan balasan.

Jadi tidak perlulah anda pergi ke paranormal/ dukun sakti untuk mengubah nasib anda, sebab semua sudah ada pada diri kita sendiri.Cukup dengan berusaha, berdo'a dan tawakal alias tidak putus harapan serta selalu menumbuhkan rasa empati maka lambat laun apa yang anda cita-citakan segera terwujud dan anda akan menjadi sosok manusia yang kaya dan beriman.

Selamat membuktikan

Hix, habis makan apa gue ya =))

By Soedroner

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun