ada banyak pasang pelacur di hariku
mengajaku mereguk berjuta kenikmatan
genit menggodaku
menggugah seleraku
agh, rayuanya
akupun terlena
mencubit gairahku
merogoh asa yang nyaris putus di persimpangan
sialan
angankupun kian liar menjelajahi janji janji dari dua katub bibirnya
sungguh binal caranya
edan
semakin liar saja tak tiknya
satu persatu ditanggalkan pakaianya
takjub tatapkupun terpaku seketika
oh, tidak tidak
aku masih perjaka, teramat suci
suaraku sangatlah mahal
aku tak mau memberikan padanya begitu saja
sebab ini vitalku, masa depanku
maafkan aku
sebab kamu hanyalah jalang
pandai selingkuh
aku tak mau menyetubuhimu
tidak baik tuk kesehatanku
pergi pergilah hay pelacur
punguti pakaianmu itu
aku tak sudi dengan mimpi mimpimu
karena nikmatmu hanya saat ini
tidak tuk nanti dan suatu saat nanti
sudahlah
enyahlah
~¤~
bvb
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H