dari kemarin lusa dan kemarinya lagi.
beberapa pasang mata memandangiku
aku hanya bisa membalas tatapan mereka
walau tatapanku setengah buram
lemah dan dekil
tersudut dan terlupa
menatap ramai dalam jeruji benak
mereka mencuri isi kepalaku
mengaduknya dengan bumbu penyedap pilihan
lalu menghidangkanya kepada tuan putih kebiruan
'' luarbiasa....
si tuan putih kebiruan bangga
si pencuri tertawa karena pujianya
dan aku...
hanya menyaksikan hidangan isi kepalaku yang dilahap bergantian
'' agh,
biarlah begitu
walau dada terasa tercabik-cabik perihnya
sebab kepada siapa aku mengadukanya
sebab aku hanyalah si penyendiri yang teramat bodoh meramu kata
=======================
hutan pinus bjb
bvb
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H