Gelap sesak kalap membentak
bercengkrama memenuhi benak
mengajak gelisah mencumbui amarah
duhay pelupuk malam
ijinkan kubakar mereka di atas sebatang lilin yang menyala di hadapanku
lalu perlahan kusambut damaimu
¤¤¤¤¤
perlahan kutarik nafas
kutahan sebelum lemas
perlahan kuhembuskan nafas
ada lirih yang merasa puas
aku telah lupa tentang setiap helaanya
adalah rahmat yang terbesar darinya
dan senyap adalah sahabat setia
saat ramai telah menjadi dusta
banjarbaru sebelum terlelap
by
boil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!