Mohon tunggu...
Boil
Boil Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bekerja dalam soenyi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menyapa Cahaya Lilin

11 Agustus 2011   16:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:53 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Gelap sesak kalap membentak
bercengkrama memenuhi benak
mengajak gelisah mencumbui amarah

duhay pelupuk malam
ijinkan kubakar mereka di atas sebatang lilin yang menyala di hadapanku
lalu perlahan kusambut damaimu

¤¤¤¤¤

perlahan kutarik nafas
kutahan sebelum lemas
perlahan kuhembuskan nafas
ada lirih yang merasa puas

aku telah lupa tentang setiap helaanya
adalah rahmat yang terbesar darinya
dan senyap adalah sahabat setia
saat ramai telah menjadi dusta

banjarbaru sebelum terlelap
by
boil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun