Mohon tunggu...
Boil
Boil Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bekerja dalam soenyi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mengintip Ciremai Dari Perut Semar

7 Juli 2012   07:08 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:13 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

aku mengintip ciremai dari selatan borneo
kabarnya dia perkasa di barat tanah jawa
ada linggar jati di kakinya yang kuat

agh, sukmaku serasa terbang di ketinggianya
meresapi setiap hembusan bayu alengka
dan menikmati segarnya air petilasan para dewata

tapi ragaku masih terpaku di rahim pulau semar
menanti bidadiriku berkereta kencana bersama buah cinta
menjemput titipan dharma tuk berjuta jelata yang lara

aku masih disini
dengan sesekali kutanyakan kabar pada kicau kepodang
berharap ratuku masih menapaki kisi kisi qolbu

aku masih setia menanti
walau bergelas kopi pahit telah menjadi asin
tapi itu cuma masalah rasa yang terkecap
bukan segalanya selain hampa
sebab menjadi kosong adalah leburku yang teramat kurindu

aku masih disini
maka biarkanlah aku menanti
sambil kulukis ciremai lewat goresan puisi
setelah kulewati gilaku
aku masih menunggu ratuku

~¤~
dalam istana kaki lima
bvb

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun