Gumpalan awan hitam memenuhi isi kepalaku, gagak-gagak semakin riang menatap tubuhku yang tak berdaya. Menahan perih diatas luka.
'' Ah, suara-suara itu masih hingar bingar ditelingaku.
'' Bakar...!!!
'' Ledakan...!!!
Aku nyaris tak ingat siapa diriku, hanya suara menyalamatkan dirilah yang terdengar nyaring ditelinga batinku, aku terus berlari dengan darah yang terus menetes dipelipis kepala kiriku, tangankupun tak luput dari luka yang menganga.
'' Ya Tuhan, kemana aku harus berlindung, aku belum siap mati...
Disepanjang penglihatanku hanya api yang terus berkobar menghiasi sepanjang jalan raya serta gang-gang sempit di pusat kota. Mayat-mayatpun nampak masih segar terkulai dipinggir trotoar, aku menyempatkan diri tuk melihat salah satunya.
'' Astaga, dia seorang wanita...
Aku mencoba terus berlari diantara kerumunan-kerumunan manusia yang mencoba menyelamatkan diri, aku melihat sebagian dari mereka sedang asik menenteng barang-barang berharga dari dalam sebuah pertokoan. Sepanjang pelarianku, aku amati mayat-mayat yang masih segar itu rata-rata bermata sipit. Pikiranku semakin tak terkendali saja kala itu. Entah berapa lama aku terus berlari dengan tubuh bersimbah darah.
'' Berhenti...!!!
'' Dorr...dor...dor....!!!