Mohon tunggu...
Boil
Boil Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bekerja dalam soenyi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mawar Hitam

11 Oktober 2011   17:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:04 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam ini rembulan teramat indah,
cahayanya membalut pucuk-pucuk dedaunan yang telah berembun,
sebagian memantul mirip kerlip berlian.

Jeng,
aku melihat ada setangkai mawar hitam yang tergeletak di atas semak-semak.
Sebagian kelopaknya tercabik durinya sendiri.
Mungkin habis dipetik lelaki, mungkin juga terpetik bayu segara yang teramat gagah dimusim kemarau.

Mas,
aku rasa dia sudah tak berdaya,
tidak seperti dulu waktu masih berjejer bersama jasmin yang kupetik tuk bunga rampai.

Entahlah jeng, tak taulah mas,
dulu dia sempat ingin kusemat, dan kujadikan sebuah flora yang menghiasi kamar ibuku.

Kini aku hanya bisa menatapnya,
tanpa menghirup lagi wanginya yang gagah perkasa.
Sebab aku bukanlah Krisna...
~~~~~
banjarbaroe 121011
boil

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun