Mohon tunggu...
Boil
Boil Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bekerja dalam soenyi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kutitipkan Malamku Di Perempatan

10 September 2012   12:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:40 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku titipkan malamku di " perempatan jalan "
Bersama kerumunan pemungut sampah yang mengadu nasibnya dengan binatang malam.
Sebab siang mereka telah di rebut para priyayi berpakaian putih.
Laluku pergi menyambangi " neraka. "

" Dalil-dalil ulama telah kugantungkan di pucuk pinus.
" Bersama mahzab yang berwarna-warni "
Bila kuperlu kugunakan gulungan kertas untuk meneropongnya
Atau kubulatkan kedua jariku tuk menerawangnya.

" Hah!
Dasar pria gila!

Ucap mereka pembela Tuhan.

" Tuhan?
" Dibela?

Ha ha ha ha ha...

" Siapa sih?

Olala...
Gagak hitam hinggap di jendela.
Sebagian hinggap di atap-atap rumah dan memenuhi ujung pintu.
Sebagian lagi mengitari langit sore dan menutupi pandanganku pada pelangi.

Tuhan.
Mereka membelamu.
Lucu gak ya?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun