Mohon tunggu...
Boil
Boil Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bekerja dalam soenyi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jumpa Kata

14 September 2011   17:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:57 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku hanyalah rangkaian kata yang tergores. Saat imaginasiku asik menari-nari membentuk fiksi.

Isi kepalaku teramat berat, semua ingin kutumpahkan, walau terkadang sangatlah memalukan. Tapi sedikit demi sedikit harus kutumpahkan, agar tak seberat sebelumnya.

Tak peduliku dengan beberapa tatap mata yang membaca, sebabku telah bermetafora dengan kata yang terbaca.

Segala keinginan, puja puji adalah sebuah suku kata bagiku, sebabku telah menjelma menjadi kata, dan aku mencoba tuk berbalas kata, dan kitapun berkata-kata dan berkata-kata. Tanpa tepuk tangan, karena itu sangatlah memalukan, sebabku sedang berdiskusi dengan diri, lewat kata-kata tuk sebuah tindakan nyata.

Kini aku telah menuliskanya lagi, sebagai diskusi diri, sebagai tuangan-tuangan gelisahku tuk kecerahan pandanganku. Dan aku, telah menjadi fiksi.

Untuk diri,
mengerti potensi.

Apa kabar tatap mata, apa kabar kata-kata. Masihkah setajam pisau yang membuat luka, atau sebuah tetes embun yang menyejukan.

¤¤¤¤¤
bjb 150911
boil

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun