Tak ada kata tak ada suara.
Tapi yang ini hanya ceracau kata untuk niatan sua.
Dear tatap mata...
Sore ini aku nikmati secangkir kopi yang rasanya bangkitkan gairahku. Saat aku berada di tepian sebuah desa rangkaian kata. Begitu asri dan berlangit biru.
Memandang foto para penari kata, membuatku tak mampu berbicara. Mereka adalah maya namun begitu hidup dalam pelukan aksara.
Kini mereka telah abadi, bermetamorfosis dalam karya pena. Dari kompasiana untuk Indonesia.
Selamat untuk teman-teman di Desa Rangkat atas bukunya. Terimakasih yang sebesar-besarnya untuk semua dan semuanya.
Semangat berkarya and Chayo!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H