Mohon tunggu...
Boil
Boil Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bekerja dalam soenyi

Selanjutnya

Tutup

Nature

Ketika Permukaan Bumi Berwarna-warni

7 Agustus 2012   08:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:08 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dulu sewaktu orang Jawa bertanya pada saya di mana rumah saya, saya menjawabnya Kalimantan. Spontan pikiran mereka tertuju pada hutan belantara. Maklum, waktu itu di daerah saya memang masih di penuhi hutan di sana-sini, khususnya hutan tanaman kecil ( semak belukar ). Karena di daerah saya sebagian besar adalah lahan gambut ( tanah gembur yang berair/rawa ).

Tapi kini semuanya telah berubah 120 derajat. Hutan semak yang dulu terbentang di belakang kampung saya telah berubah menjadi hamparan pemukiman penduduk yang begitu ramainya. Tak ada lagi buah-buahan hutan yang mirip anggur yang biasa kami jadikan cemilan disaat bermain pada masa itu.

Sayapun teringat sebuah artikel yang pernah saya baca. Bahwa saat ini ada tujuh miliar manusia yang mendiami Bumi dan sudah 43% permukaan Bumi telah menjelma menjadi wilayah agrikultur atau perumahan. Hmmm, jumlah yang sangat fantastis. Dan pastinya jumlah tersebut semakin miningkat lagi setiap tahunya. Dan bisa kita bayangkan, permukaan bumi yang semula dipenuhi warna hijau karena pepohonan kini telah dipenuhi banyak warna yang menyebabkan semakin hilangnya keseimbangan Bumi itu sendiri ( bencana global ).

Semakin bertambahnya jumlah penduduk Bumi ini, semakin meningkat pula polusi udara yang telah menjelma menjadi sosok pembunuh yang paling sadis bagi warga Bumi. Data dari WHO menyebutkan lebih dari dua juta orang meninggal karena menghirup udara yang mengandung racun akibat pencemaran dari produck-produck otomotif dan elektronik yang kita jumpai sehari-hari. Waw, saya cuma bisa berkata Waw saja. Karena saya tak punya solusinya.

Mungkin anda yang punya solusi untuk Bumi yang semakin tua ini. Karena saya hanya punya solusi, mari menanam pohon di pekarang rumah kita. Biarkan rerumputan menghijau di sisi-sisi jalanan. Buanglah sampah pada tempatnya, dan kurangi memakai alat transportasi berbahan bakar.

Saya sudah mencobanya dengan berjalan kaki dan merawat dua pohon nangka di halaman rumah saya, bagaimana dengan anda?

Salam
bvb

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun