Mohon tunggu...
Boil
Boil Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bekerja dalam soenyi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Celoteh Rindu Untuk Raja

21 Februari 2012   11:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:22 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sore diselimuti kelabu. Sepanjang jalan bercampur rintik, sebentar lagi senja. Rima-rima telah kutaburkan di bawah rindang kamboja, bersanding topi-topi kesatria dimasa lalu yang teramat pilu itu.

Sejenak kuamati cakrawala. Dan kucoba sedikit bertanya. " Apakabar Nusantara ?

Doa-doa telah dipanjatkan segenap jiwa, berirama bersama rintih tangis bercampur geram. Rajaku diam Republik buram. " Apakah kami hanya debu-debu yang mengganggu istana para punggawa?

Rajaku membisu dikelilingi penipu.

¤¤¤

Ini rindu, hanyalah sebuah hasrat yang menggebu. Tentang setangkai mawar di bawah garuda, dan tentang perut yang lapar di bawah kibar bendera.

Sungguh ini sebuah rinduku. Pada ratuku yang takunjung bertemu, sedangkan jelata takuasa mengadu pilu.

Laksana senja yang disambut malam. Ini rindu semakin menghujam.

Apakabar Nusantara?
Kemana setangkai mawarmu yang siap dipetik jelata?

-------
selatan borneo
bvb

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun