Mohon tunggu...
Boil
Boil Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bekerja dalam soenyi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Di Bawah yang Mengangkangiku

19 September 2011   17:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:49 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam ini aku persiapkan satu gelas kosong
seperti biasa seperti malam-malam yang telah berlalu

Dengan mata yang masih berkaca-kaca menatap langit yang mengangkangi pandanganku
sungguh aku teramat kecil dan hina

Jam dinding masih bernyanyi sambil berlari pelan
walau begitu aku tak mampu mengejarnya
karena degub jantungkupun selalu begitu sama persis tiap denyutnya

Gelasku masih kosong
lusa lalu telah kutelan habis dan memprovokasi pencernaan dan rongga dadaku
berharap bisa kuresapi tuk lemparkan dustaku yang enggan tuk minggat di samping paru-paruku

Langit masih mengangkangiku
dan aku dapat mengintip jelas bulan dan bintang di selangkanganya
sungguh indah rupanya

Gelasku masih kosong
dan akan kutunggu hingga ada yang menuangkan sesuatu yang baru bagiku
walau hanya beberapa tetes arakpun tetap akan kureguk juga
tanpa malu-malu...hinggaku menemukan madu...
~~~~~~~~~~~
banjarbaroe 20-09-11
bvb

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun