Mohon tunggu...
Boil
Boil Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bekerja dalam soenyi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Romantika Kebejatan

5 Juli 2011   08:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:55 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

setuang demi tuangan telah habis
botol-botol mulai bergelimpangan
namun resah masih saja tak beranjak pergi
hanya aroma menyengat dan berat di kepala yang tertinggal

akupun hina
akupun zolim
akupun mati

berawal dari sebuah bayang-bayang
lalu menangkap bayang-bayang
semua menyatu menjadi bayang-bayang
dan menghilang bersama bayang-bayang
asapun hilang

aku ingin pergi
menjemput sepi
tak ingin kembali lagi
dan meninggalkan sunyi

suara-suara dari langit seolah memecahkan daun telingaku
berharap setitik ilmu yang membantuku tuk menterjemahkanya
lalu merobek semua gelisah yang membungkus harapku
dan bermunajad sepi mengungkap semua tanya tentang cemas

perahuku sedikit retak
namun sisa-sisa energiku membuatku dapat bertahan
membentangkan layar yang terkoyak
dan berharap bayu berhembus menuntunku kesebuah dermaga kemenangan

achh....

botol-botol itu kini telah menjadi sebuah romantika tercantik
akan kubingkai bersama catatan-catan kebejatanku di tepi pantai
agar kelak kuingat selalu
bahwa kotor terlebih dahulu membuat mandiku terasa segar dan menyehatkan

yeachh....
begitulah....

-------------------------
pinggiran trotoar di selatan borneo
by
bvb

@ No copy-paste

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun