indonesia. Sebuah negeri yang selama ini saya diami semenjak dilahirkan kedunia ini ternyata menyimpan banyak keunikan. Mulai dari keunikan alam dan berbagai macam hayatinya hingga pola pikir masyarakatnya. Dari yang menuhankan satu Tuhan hingga yang menuhankan genre musik tertentu, itulah Indonesia. Mungkin inilah salah satu keunikan masyarakat Indonesia, yaitu utak-atik gathuk. Coba anda perhatikan saja pada setiap kejadian ataupun sebuah musibah yang sedang melanda di tanah air tercinta ini, maka beberapa saat kemudian akan bermunculan berbagai macam oponi yang mana hanya hasil spekulasi semata yang muncul akibat pengamatan dari mata, telinga dan hidung, yang mana sesuatu yang diamatinyapun masih simpang siur. Misalnya pada sebuah gambar atau foto yang ditampilkan sebuah media, maka akan segera beredar berbagai pernyataan yang dilayangkan dari hasil persepsi semata, bukan dari sebuah investigasi yang akurat.
Luar biasa bukan nalar masyarakat Indonesia ini, mungkin bisa dikatakan imajinasi liar. Saya yakin sebagian besar masyarakat Indonesia sangat berbakat membuat sebuah buku fiksi sekelas Hary Potter, atau mungkin bisa mengalahkan detektif Conan maupun si jenius Rin Tintin. Utak-atik gathuk gitu loch, hipotesa Conan edugawa mah lewat cing. Bahkan ada yang mengaitkan dengan ayat suci Al-Qur'an, lha ko bencananya sudah lewat baru dikait-kaitkan, kena sebelum bencana gak ada yang ribut.
Yang uniknya lagi didunia politik dan kekuasaan. Sejak bergulirnya era reformasi pasca tumbangnya orde baru banyak yang meramalkan kedatangan satria piningit dan sosok ratu adil. Maka diramalah seorang Megawati dan Gusdur, namun apa hasilnya, Gusdur digulingkan dari kursi kepresidenan di perempat masa kepemimpinanya lantaran ingin membubarkan DPR yang beliau anggap hanya menghabiskan anggaran negara saja dan nihil perjuanganya untuk rakyat. Namun setelah kita tinjau lagi benar juga tuh Gusdur, hahahaa...Terus Megawati sosok yang bisa meneruskan perjuangan ayahanda sang Proklamator tercinta, apa hasilnya? Satu-satunya satelit kebanggaan Indonesia berpindah tangan kepemilikanya akibat ulah Laksamana Soekardi dan beberapa aset kebanggaan anak bangsa lainya. Era reformasipun berjalan ke tahun yang ke lima, maka persteruan barupun di mulai dengan memanasnya hubungan menko polkam Susilo Bambang Yudhoyono vs Megawati. Menkopolkampun mundur dari jabatanya dan membentuk sebuah partai bersama Sis M.s dan kawan-kawan. masyarakatpun turut prihatin dengan kemalangan sang mantan menkopolkam yang bergelar jenderal. Lalu dimulai kembali utak atik gathuk ala paranormal kondang, bahwa dialah sosok Ksatria Piningit yang dinanti-nantikan. Namun hampir sepuluh tahun berjalan rupanya sang ksatria lemah syahwat, pedangnya berkarat dan kudanyapun tak sanggup berlari kencang, sebab beberapa prajurit terindikasi korupsi dan harus masuk bui.
Kini tahun 2014, tahun politik datang lagi, reformasi berjalan tertatih-tatih, mungkin ruh Elang mulya lesmana dan kawan-kawan yang di tembak mati di depan kampus mereka sedang bergentayangan lantaran pengorbanan mereka ternoda nafsu para elit. Orde baru bangkit lagi dan kerakusanya semakin akut. Kemana ratu adil itu, siapa sosok ksatria piningit itu? Tak ada dan tak pernah ada saudara-saudara, yang ada hanya ratu atut yang masih tak tau malu menyandang jabatan gubernur di dalam penjara ( mungkin satu2nya di dunia sepanjang sejarah demokrasi, dan itu hanya ada di Indonesia ) tak ada ksatria piningit yang ada ksatria bergitar bergelar profesor dan ksatria baja hitam idola saya semasa duduk di bangku Sd hingga sekarang. hahahhahahahaaa....
Salam gethuk tanpa utak atik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H