Mohon tunggu...
Yeni Wulandari
Yeni Wulandari Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

sekolah di STAIN SORONG semester V Jurusan Tarbiyah Prodi PAI

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sedia Ilmu Sebelum Ajal Datang

2 Desember 2012   20:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:17 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sedia Ilmu Sebelum Ajal Datang

Saat hati ini tergerak untuk menuntut ilmu, kubulatkan tekad untuk menggapainya. Niat tulusku untuk meraih ridha Allah Swt. tidak akan pernah terhalang oleh apapun. Meskipun harus melewati perjalanan yang cukup jauh, rela ditempuh dengan kendaraan tercinta.

Sore hari itu tepatnya pada tanggal 24 November 2012, saya berniat mengikuti mabit (malam bina iman dan takwa) di SDIT Sorong, dimana kegiatan tersebut akan dimulai pada pukul 19.00 WIT. Karena tempat kegiatan tersebut cukup jauh antara kabupaten Sorong dan kota Sorong sekitar kurang lebih 17 kilo dari rumah saya, maka saya berangkat dari rumah pukul 17.00 WIT. Perjalanan memakan waktu kurang lebih 1 jam. Sehingga pukul 18.00 WIT saya sampai dikota. Karena pukul 18.00 WIT kegiatan belum dimulai jadi saya berniat singgah dirumah kos teman saya yang letaknya dekat dengan SDIT tersebut. Karena sangat tidak mungkin saya berangkat dari rumah pada waktu malam sebab jalanan tidak begitu aman.

Meskipun saya sering ke SDIT. Namun kali ini perlu pertimbangan ketika hendak melangkah ke tempat tersebut. Keraguan saya timbul karena cuaca pada sore hari itu kurang baik. Cuaca pada waktu itu sedang gerimis dan menunjukkan tanda-tanda akan hujan deras sehingga menyurutkan niat saya untuk pergi. Namun dengan doa dari orang tua, akhirnya saya memberanikan diri untuk tetap pergi. Oleh karenanya saya menyiapkan motor dan juga mantel (jas hujan) milik saya yang berwarna ungu muda tersebut. Dengan kondisi tubuh yang kurang sehat, saya bersiap pergi dengan menggunakan mantel dan mulai berjalan menuju kota dengan sepeda motorku. Perlahan saya berjalan dengan kecepatan motor 40 km per jam,menerjang gerimis dengan sangat hati-hati.

Sesampainya dipertengahan kota, saya terkejut dengan kondisi cuaca disana, ternyata cuaca di kota cerah. Namun saya tetap menggunakan mantel saya tersebut dan tidak melepaskannya. Ada perasaan malu dalam hati, namun dengan senantiasa berfikir positif saya tetap percaya diri untuk mengenakannya di sepanjang jalan karena ditakutkan tiba-tiba hujan turun. Ada pemandangan yang berbeda, disaat cuaca cerah saya menggunakan mantel, banyak orang yang melihat saya dengan tatapan yang aneh.

Saya berfikir lebih baik mencegah dari pada mengobati. Jadi saya tetap sedia mantel sebelum hujan demi menjaga kesehatan sehingga bisa mudah menuntut ilmu karena dengan ilmu kita bisa mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Jadi, kalau kita bisa sedia mantel sebelum hujan maka kita juga harus bisa sedia ilmu sebelum ajal datang untuk kebahagiaan di hari mendatang. “menuntut ilmu sepanjang hayat”.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun