Mohon tunggu...
Muhammad Agamas
Muhammad Agamas Mohon Tunggu... -

kita harus selalu membiarkan kehidupan terjadi, karena kalau tidak : 1) kehidupan kita akan membosankan. 2) karya karya yang kita tulis juga akan membosankan (Chris Martin)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cuaca Panas yang Terjadi di India Semoga Tidak Merembet ke Indonesia

30 Mei 2015   17:02 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:27 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya tidak tahu di kota lain, tapi di Cikampek belakangan ini udaranya kok panas sekali ya?. Bukannya saya tidak bersyukur, cuaca panas bisa membuat jemuran sebanyak apa pun kering, tapi kok 'aneh' ya?. Sore hari pun matahari masih terasa menyengat. Malam hari juga hawa terasa gerah. Melihat kejadian ini saya jadi ingat fenomena cuaca panas di India yang menewaskan 1000 orang lebih. Kabarnya cuaca di Mesir juga beberapa waktu yang lalu mulai terasa di atas normal.

Saya khawatir kalau cuaca panas di Cikampek (dan mungkin juga di wilayah lain di Indonesia) ada kaitannya dengan cuaca panas di dua negara itu. Semoga saja tidak. Kalaupun iya, semoga dampaknya tidak sampai seperti di India.

Ada beberapa cara, yang menurut saya bisa meminimalisir hawa yang terasa panas ini :

1. Mengurangi pemakaian listrik

Seperti yang kita tahu, kalau pemakaian listrik yang berlebih merupakan salah satu penyebab pemanasan global. Nah, dengan mengurangi pemakaian listrik ini, diharapkan kita bisa meminimalisir hawa panas yang terasa di sekitar kita. Menghemat pemakaian listrik bisa dengan cara yang sederhana kok, seperti mematikan lampu dengan watt tinggi di atas jam 10 (biasanya lampu ini dipasang di ruang tengah atau keluarga), tidak menyalakan tv atau kipas angin dengan volume yang tinggi (semakin tinggi volume suara tv anda, semakin memakan tenaga listrik lho), dsb.

2. Mengurangi pemakaian bermotor

Ya, polusi asap dan suara yang dihasilkan kendaraan bermotor membuat hawa atau cuaca yang panas menjadi semakin panas. Polusi asap bisa membuat lapisan ozon di 'atas' jadi tipis, dan itu mengakibatkan cuaca jadi semakin panas. Kalau jarak yang akan kita tempuh tidak terlalu jauh, mending jalan kaki atau naik sepeda aja deh. Saya sempat setuju dengan ide pak Ahok yang membatasi jumlah kendaraan bermotor di Jakarta, dan berharap kebijakan itu bisa diterapkan di Indonesia juga. Baca juga : subsidi bbm dicabut, tapi jalanan cikampek tetap ramai.

3. Mengurangi perbuatan dosa/maksiat

Nah ini yang tak kalah penting. Perbuatan dosa sekecil apa pun bisa membuat diri tidak nyaman dan 'kepanasan', apa lagi jika dosa yang dilakukan tergolong berat dan 'kotor.' Bukannya saya sok suci, namun saya pernah mendengar seorang Ustadz berkata : "tiap dosa yang kita perbuat merupakan 'surat undangan' bagi Tuhan untuk mengirim bencana kepada kita."Jadi bagi yang masih suka pinjam duit rentenir, coba untuk berhenti. Bagi yang suka nonton video porno dan onani juga coba untuk di-stop, dll.

Yah, apa pun itu mudah mudahan apa yang saya khawatirkan tidak terjadi.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun