Mohon tunggu...
Moh Khoiri
Moh Khoiri Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Moh Khoiri 22 tahun, dilahirkan di Kota Pati, 30 Oktober 1991. Pendidikan menengahnya dilaluinya di MA Salafiyahkan Kajen Margoyoso Pati, jawa Tengah. Saat ini telah menempuh Studi Tafsir Hadits/VII, di Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta Pada Fakultas Ushuluddin, dan sedang menyelesaikan Skripsi dengan judul ‘Psikologi Kimat: Antara Teks dan Realitas’. Selain aktif di organisasi Intra dan ekstra kampus, khoiri tercatat sebagai wakil ketua umum LLTQ(Lembaga Tahfidz dan Ta’lim al Qur’an)2013-2014, sebagai Juara 1 dalam Lomba Debat Bahasa Nasional di UNM Makassar, Kordinator kajian diskusi Majlis Galau Tafsir Hadits UIN Syahid Jakarta2011-2012, sebagai peserta dilegasi dari Mahasiswa Tafsir Hadits dalam acara MUNAS FKMTHI(Forum Komunikasi Mahasiswa Tafsir Hadits Indonesia) di UIN Suka Jogja, dan terakhir berama temannya Faisal Hilmi tercatat sebagai perwakilan Delegasi dari UIN Syahid Jakarta pada acara Konferensi Internasional Asia Pasifik Chrie di Universitas Macau, Sar China. Penulis dapat dihubungi 08960 1966 066; mohkhoiri82@yahoo.co.id, fb;www.facebook.com/moh.khoiri.7, twiter;https://twitter.com/@_khoiri, blog;http://travel.detik.com/moh.khoiri.7,www.kompasianakhoiri.com.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Stasiun Pertama Itu Bernama Sholat

24 Agustus 2014   17:56 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:42 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Tuhan begitu dekat dengan makhluk-Nya, tetapi manusia tidak merasakan kedekatan tersebut. Pada zaman yang sudah semakin modern saat ini, manusia kian hari seperti kehilangan kedekatan dengan Tuhan-Nya, mereka sibuk dengan kerjaan bahkan kejahatan yang mereka lakukan. Kenikmatan untuk merasakan kehadiran Tuhan dalam setiap untaian nafas kian hari kian terabaikan. Padahal al Qur’an sendiri telah meredaksikaan bahwa “Milik Allah arah timur dan barat, maka kamanapun kamu menghadap disiitulah kamu menemukan wajah Tuhan, Allah aza wajalla (arah yang Dia restui)” (Q.S al Baqarah/002: 115). Maka tiada ungkapan yang paling tepat selain berkeyakinan (memantabkan iman) dengan terus berusaha untuk selalu mendekat dengan-Nya. Syukur adalah ungkapan yang sangat tepat untuk berterimakasih atas segala anugrah dan nikmat dari-Nya untuk kita semua.

Horison syukur begitu luas dan dalam, semakin digalai semakin banyak ilmu dan manfaat yang kita peroleh. Barang siapa yang tidak mau bersyukur dengan segala nikmat Allah, maka sesungguhnya ia telah menunjukkan kepada hilangnya sebuah nikmat, dan barang siapa yang telah bersyukur dengan segala nikmat itu, maka ia telah mengikatnya dengan suatu tali nikmat tersebut.

Apabila manusia mau mensyukuri akan semua nikmat Allah SWT., maka Allah akan menambah nikmat-Nya, dan apabila manusia itu tidak mau berterima kasih kepada nikmat-Nya, maka sesungguhnya Allah akan mencabut dan juga mengurangi nikmat dari manusia tersebut sebagai hukuman atas kekufurannya, sebab sudah ditegaskan di dalam Al-Qur'an, sebagaimana dengan firman-Nya:

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami (Allah) akan menambah (nikmat) kepadamu dan jika kamu mengingkari(nikmat)-Ku, maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih".(QS. Ibrahim/014: 007).

Salah satu wujud syukurnya seorang hamba adalah mengabdi kepada Tuhan-Nya, mengimani dan mempercayai dengan sepenuh hati bahwa hidup dan matinya hanya untuk Tuhan-

Nya yaitu Allah SWT. Oleh sebab itu sebelum melangkah lebih jauh kita posisikan dulu arah dan tujuan kita yang sesungguhnya, yaitu menjadai abdi Tuhan kita.

Adapun untuk menjadi abdi, Islam telah jauh kebelaknga sudah mempersiapkan dan mengajarkan kepada semua umatnya. Menjadikan kehidupan dan semua yang melekat dalam tubuh kita adalah kepunyan-Nya, oleh sebab itu kita harus senantiasa siap siaga apabila kepunyan-

Nya yang dipinjamkan kepada kita, berupa tubuh yang sehat, ilmu yang bermanfaat, pangkat dan jabatan bisa siambil setiap saat tanpa kita ketahui sebelumnya.

Sholat adalah manifesti rasa syukur yang pertama dan utama. Dialah satasiun utama pengisi bahan bakar manusia. Sholah bisa kita maknai ibadah fertikal, yaitu ibadah trensenddental yang fungsinya untuk menghadap kepada Tuhan kita. Dialah stasiun utama untuk mendekat dan mencinta kepada Tuhan kita. Kedekatan dan kecintaan seorang hamba kepda Tuhan-Nya tergantung seberapa khusuk(sungguh-sungguh) dalam sholatnya. “Shalat adalah cahaya yang memancar dari kalbu seorang mukmin, ia mencerahi wajahnya dan terpantul pada semua anggota badannya, dengan cahaya inilah Allah SWT membimbing para kekasihnya untuk menuju berbagai jalan keselamatan”. Inilah kehebatan seorang abdi/hamba yang taat kepada Tuhan-

Nya, mereka mampu melihat apa yang tidak bisa dilihat oleh orang lain. Cahaya inilah yang nantinya akan bersinar terang kelak dihari kiamat nanti, hari dimana sudah tidak ada lagi kehidupan dunia.

Kita semua adalah orang yang senantiasa selalu ingat nikmat Tuhan kita, oleh sebab itu mari kita maksimalkan seluruh usaha terbaik kita. INGAT “Orang sukses selalu memiliki sejuta alasan untuk melakukan yang harus dia lakukan demi meraih sukses” (Willim Withney).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun