Mohon tunggu...
Rahmah Fitroh
Rahmah Fitroh Mohon Tunggu... -

Mahasiswi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Fakultas Psikologi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mari Berkenalan dengan Filsafat Manusia pada Hakikatnya

23 Maret 2014   16:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:35 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Apa filsafat itu ? Apa konsep filsafat manusia ? Bagaimana kedudukan filsafat manusia ? Dan bagaimana hubungan filsafat manusia dengan psikologi?

Filsafat adalah suatu ilmu pengetahuan yang berpikir secara rasioanal yaitu menggunakan akal atau rasio untuk mecapai hakikat (kebenaran). Dan manusia adalah makhluk Tuhan yang otonom, artinya manusia yang berhak mengatur dirinya sendiri. Manusia dilahirkan oleh “Tuhan” melalui manusia lain (orangtua), sadar akan hidup (kembali kepada Tuhan). Kenyataannya itu memberikan kejelasan bahwa sesungguhnya manusia adalah makhluk yang lemah. Keberadaannya sangat tergantung kepada Penciptanya (Tuhan). Segala potensi dirinya ditentukan secara mutlak oleh Sang Pencipta.

Jadi, filsafat manusia adalah bagian (cabang) dari sistem filsafat yang secara metodis memliki kedudukan setara dengan cabang-cabang yang lainnya, tetapi secara ontologis ia memiliki kedudukan yang lebih penting, karena kajian dari semua cabang filsafat dan ilmu-ilmu tentang manusia secara spesifik menjadi objek kajian filsafat manusia.

Objek kajian filsafat dibagi atas obyek material dan obyek formal. Objek material, filsafat manusia mempunyaiobyek yang sejajar dengan gejala manusia bertujuan untuk menginterpretasi, memahami gejala pada manusia. Sedangkan obyek formal, filsafat manusia membahas mengenai bentuk atau gejala apapun tentang manusia.

Hubungan filsafat manusia dengan psikologi adalah berperan dalam memecahkan masalah-masalah rumit yang berkaitan dengan akal, kehendak, dan pengetahuan (Drs. Alex Sobur, M.S.I). Filsafat mempertanyakan jawaban, sedangkan psikologi menjawab pertanyaan (masalah), jadi dengan berfilsafat, psikolog mendapatkan solusi dari permasalahan kliennya. Sehingga dapat memecahkan suatu masalah yang dihadapinya.

Semoga bermanfaat ^_^

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun