Mohon tunggu...
Edi Hermawan
Edi Hermawan Mohon Tunggu... -

Manusia yang terlahir dari keluarga sederhana yang saat ini masih bernaung di dunia pendidikan dan kemudian Belajar memaparkan perjalanan kehidupan melalui goresan dalam sebuah tulisan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sang Pemimpi

25 November 2012   07:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:42 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Baru pertama saya merasakan luka ini

Tenggelam dalam derasnya arus

seakan membuat saya tak sanggup lagi menatap birunya lagit

tak mampu lagi melihat indahnya gemerlap bintang

mungkin karena rasa sayang ini terlalu besar untukmu

mungkinkah saya salah karna telah berani menCINTAi-mu

berani membuat luka di dalam hatiku

ataukah saya tidak berhak berharap CINTA itu kan kumiliki

karna sebenarnya kw tercipta memang bukan untukku

namun kw hanyalah bayang semu yang terlintas dihadapanku

sempat saya beranggapan bahwa kwlah malaikat yang dikirimkan tuhan untukku

menemaniku menjalani kehidupan ini

membuatku tersenyum bahagia kala memandang indah matamu

menjadi pencerah pada sisi gelap di kehidupanku

membawaku terbang melayang oleh senyum manis itu

namun sayang… mungkin saya terlalu bodoh

tak jeli melihat dan memahamimu

tak pernah tahu apa yang kw inginkan

karna saya terlalu bahagia mampu melihat senyum seperti itu

ketika terpancar indah dari wajahmu

memang saya tak sesempurnah dirinya

tak mampu menjadi awan di tengah teriknya matahari

tak sehebat seperti sang pujangga

hanya menatapmu dari kejauhan

ibarat bola mata yang menatap indah bintang

kekagumanku akan sosok dirimu tak mungkin tergambarkan

rasa sayangku tak akan mungkin terukur kadarnya

terlebih ketika rasa CINTA itu menggema

membuatku seakan tak mampu menghadirkan semangat di dalam diriku

ketika mengingat kesakitan itu

namun saya hanyalah sang pemimpi

mampu berharap yang terbaik untuk diriku

menjadikan mu pemanis dalam setiap kepahitan langkahku

menuliskan indah di dalam diriku bahwa kw pasti kan menjadi milikku

esok atau kapan, yang jelas impianku bukan hanya sebatas mimpi

Ku Sayang dirimu

I LOVE U

Ditulis di Makassar 15 Oktober 2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun