Mohon tunggu...
Edi Hermawan
Edi Hermawan Mohon Tunggu... -

Manusia yang terlahir dari keluarga sederhana yang saat ini masih bernaung di dunia pendidikan dan kemudian Belajar memaparkan perjalanan kehidupan melalui goresan dalam sebuah tulisan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Curhat Kegalauanku dalam Logat Makassar

12 Mei 2012   12:52 Diperbarui: 4 April 2017   17:52 7390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Malam ini 14 April 2012 tepatnya malam minggu Poeng barusangku na kenna Galau kau eh…! Kalo di bilang sebab pastiji sebabnya iyya, cuman masalahnya naketawaika teman-temanku kurasa kalo dia tauki bilang saya galau ini malam, malu-maluka kurasa tapi lucu tonji iyya, ya… maumu diapa!!! Apalagi ini persoalan H A T I boss… kalo dibilang persoalan uang seribuji nda’ sampai segalau inija mungkin, begitu tong seng mungkin nasibku saya, Harus menderita dan galau akibat C I N T A.

Belumpi ku tulis penyebab galauku di??? Belumpi semua ko tau secara detail pasti toch?? Walaupun nu taumi secara garis besar iyya bilang persoalan C I N T A ini, begini sebenarnya ceritanya (siap mako bacaki semua toch?) ada Cewe’ saya suka, suka sekali bahkan, ini cewe’ mulaiji dari SMA saya suka bahkan pernah ku tembak waktuku SMA (untunna tidak matiji) tapi itu waktu nasuruhka menunggu bilang nantipi saya jawabki kalo pas hari ulang tahunku, jadi kutanya’mi bilang kapan benk ulang tahunta? (itu waktu saya telponki pake HP baru telpon rumah poenk saya telpon, tapi kubilang tidak apa-apaji namanya juga berjuang toch) dia bilangmi usahaki bagai mana carata supaya bisa kita tau, jadi ku tanya’mi kacenya bilang kapan ulang tahunnya ade’ta? Na bilangmi 12 April

Sampaika di sekolah ku suruh Tanya lagi teman akrabnya sama temanku(itu temanku Bahar namanya, Akrab tongka iyya kayak Saudaraka) di tanyami bahar bilang tanggal 12 April, tapi supaya tambah yakinka ku Tanya lagi sepupunya yang na dekati Bahar (cie… towwa ckckckck… suit-suit) disitumi danggala kepalaku karna lain nabilang iyya ( nabilang 22 April benk) tapi ku bilang sama bahar (naballe-ballei jaki itu tolo) jadi saya siap-siapmi tunggu jawabannya sampai tanggal 12 April.

Disinimi puncaknya penantian cinta monyetku dulu waktuku SMA, tibami waktunya 12 April, pas saya pulang sekolah singgahma di Counter HP yang saya lewati kalo mauka pulang kerumah, saya isi memangmi pulsa 20.000 pas dijalan pulang saya liatmi juga dia naik mobil pete-pete’, ku tau’mi bilang pulang tommi juga.

Sekitar stengah jamka sampai dirumah saya telponmi (masukma ke kamar itu hari) waktu ku telpon pertama tidak ada dulu orang angkatki, kutelpon lagi berikutnya adami yang angkat (berkhayalma kayak lagunya erik yang hanya bermodal cinta” Kring… Kring… halo… ini dengan siapa??) mirip miripki itu suaranya, kutanyami bilang dengan edy ini jadi dia bilangmi,

Dia          : Oo.. “Kenapaki ka’?

Saya       :mauka menagih janji inie..

Dia          : janji apa itu?(pura-pura lupa)

Saya       : yang 12 Apri iyya?

Dia          : Oo… masih di ingat kah?

Bertele-tele dulu panjangnya ceritaku itu hari, sampai pada intinya ada na tulis di kertas baru nabaca (huu…. Nyonteki dech) na bilangmi sama saya “ Minta maafka k’ kayaknya tidak bisaka karna masih dilarangka pacaran sama orang tuaku ” Oo.. kareng langsung mami jatuh semangatku, herangka disitu bilang kenapa tidak mauki itu cewe’ sama saya di? Padahal kusuka’nya mami kau eh…, seandainya mungkin dia bisa lihat isinya hatiku saya jamin menyesalki karna dia tidak suka sama saya karna seriuska, saya heran sama dia, kenapa nasamakan semua laki-laki, mentang-mentang pernahki disakiti sama laki-laki tapi haruski sadari bahwa tidak semuaji begitu, dan sejak kejadian itu malu-maluku kurasa ketemu kalo di skolahka, setiap berpapasanka dijalan seakan-akan mauka kurasa belok supaya tidak ketemuka sama dia, waktupun terus berputar tanpa disadari sehingga disinima juga mulai sudah tidak pernah ketemu lagi karna tuntutan pendidikan mungkin yang sudah berbeda.

Saya melangkah ke universitas dan dia masih duduk di bangku SMA, bahkan saat kuliahma seakan terhapusmi semua harapanku sama dia apalagi kenangan pahitku di tolak jadi mengingatnya pun tidak pernahma kurasa,di saat semester empatma mulaima lagi contek-contekan sama dia walaupun tidak ku tau bagaimana bisa tiba tiba adaki nomernya di HP ku (tidak kutau siapa yang kasika itu waktu) keadaan inimi yang seakan mulai lagi membangkitkan butir-butir cinta yang pernah hilang.

Smsan waktu itu makin lama makin lancar kurasa, bahkan sesekali kalo ada TM ku saya telponki demi mengobati rasa rindu yang seakan menggebu-gebu, sampai tiba saat puncaknya dimana saya merasa terpancing untuk segera bertarung mempertaruhkan rasa bahagia maupun kecewa itu, saya termotivasi untuk katakana cinta Part-2 dengan alasan hubunganku dengan dia kian hari terus semakin membaik, kayaknya dia kasihka juga harapan dengan sms-sms nya kalo saya maknai itu kata-katanya, dan saya merasa bahwa seakan tercorengki harga diriku di tolak sama dia, jujur (saya bukan sombong) sejauh ini lamama juga bergelut di blantika perCINTAan Indonesia tapi barupa kurasa ada cewek tolakka.

Saya akui bahwa jelle’ji diriku tapi banyakji juga mantanku yang cantik, masa dia tidak bisa saya taklukkan, ededeh… bisanya ituw.

Malam itu kebetulan lagi sendirika di kamar trus beteka karna mulai dari pagi belum memangpi bunyi hape ku, jadi sambil maen game ka itu malam ku tembak tommi lewat SMS… keluar mi beberapa kata indah yang kurangkai, bahkan berusahaka terus supaya bisaka menangkan perdebatan ini demi menggapai harapanku.

Banyak sekali SMS yang saya kirim itu  malam dan di balasji juga sama dia yang semua isinya berbicara dan membahas tentang C I N T A,

Setelah sekian lama SMS an sampai-sampai mulaimi pegal jempolku mengetik SMS na jawabmi lagi permintaan istimewahku yang berakhir dengan kekecewaan, kata dan kalimat yang saya nantikan ternyata sirnah sudah dan malah kata yang tidak pernayya ku bayangkan di dalam hatiku na kasikanka.

Kekecewaan Part-2 pun tak terhindarkan di hatiku kodong, sementara isi hatiku seakan tidak mauki terima dengan keputusannya tapi haruska lapang dada terimaki keputusannya karna mungkin itu mentong keputusan terbaiknya walaupun tidak setujuka dengan kata yang sempat dia lontarkan bahwa “saya hanya mengikuti kata hati”

Jujur sampai saat ini saya belum tawu bagaimana caranya seseorang bisa tawu isi hatinya…
jadi minta tolongka sama teman-teman yangbaca ini tulisan, tolong kasi tawuka bagaimana caranya mengetahui kata hati???

Alasan kata hati yang dia bilang itu malam mungkin hanya sebatas alasanjji kapang atau kata halusji supaya tidak langsung dia bilang tidak mau ka sama kita, tapi semuanya bisa saya pahami, nda tolo2 amatja mungkin.

Setelah kejadian itu mulaima malas sebenarnya respon SMS yang dikirim sama dia, entah itu bagaimana bentuknya, mw dia Update status ato apa, berusaha maka untuk tidak responki dengan harapan supaya kalo tidak saya respon SMS nya berarti mulaimi juga menjauh dari saya sehingga kehidupanku bisa lebih tenang tanpa terus menerus memikirkan dan berkhayal yang tak pasti.

Kalo di ukur mungkin kadar sakit hatiku pada saat saya tembak yang ke-2 kali (ya… bisa saya bilang sedikitji sakitnya, lebih banyak sebenarnya rasa tidak percayaku) bahkan beberapa hari setelah kejadian itu tiba-tiba muncul inisiatifku untuk siapkan lagi amunisi untuk serangan ke-3

Singkat cerita,Hari-hari pun terus saya lewati dengan santai pasca kejadian itu, bahkan tambah besar semangatku untuk berjuang lagi walaupun yang saya inginkan hanya kata “IYA” saja, saat itu saya sudah tidak perduli dengan kata CINTA, tapi ini persoalan pencitraanji saja

Serangan ke-3 lumayan matang mi iyya, bahkan sangat matangmi mungkin, saat itu saya hanya di tuntutji untuk berusaha yakinkan dia bilang memang betul-betul saya sayang dia karna alasan terberatnya mengapa sampai sejauh ini masih belum bisa paka dia terima itu karna katanya dia belum yakin betul dengan saya, padahal setiap saya hubungi selaluji saya berkata-kata supaya dia yakin.

Setelah beberapa lama saya berusaha yakinkanki ada satu malam dimana merasa bahagia skalika kurasa dengar katanya bilang” tunggumi nanti umurku sampai 19 tahun” seakan melayang-layangka kurasa dengar kalimat itu, dengan memaknai kalimatnya semakin besarmi harapanku untuk bisa taklukkanki, bahkan ketika saya kasiki saran bilang “hidup bukan hanya untuk meratapi masalalu yang kelam, tapi bagaimana kita mampu menjadikan hidup menjadi lebih berwarna kedepannya dengan melakukan hal-hal yang kita inginkan” pas ketika itu na bilangmi sama saya bilang mulaima yakin sama kita jadi sekarang tinggal tunggu tanggal mainnya saja.

Dengan bermodalkan nekat sekaligus mengingat apa yang pernah dia bilang sama saya maka kutungguimi sampai saat yang tepat menurutku dan kebetulan dekatmi juga hari ultahnya yang ke-19, jadi inisiatifku untuk katakan CINTA part-3 pun tersusun rapi mi, saya tunggui sampai pas hari ultahnya, rencanaku itu hari mau saya tembak pas jam 12 malam walaupun kondisiku yang seakan tidak bersahabat karna itu waktu paska influenza berat baru ditambah lagi sama batuk-batuk jadi lengkapmi penderitaanku, sementara saya harus begadang tunggui jam 12 malam.

Awalnya tidak sanggupka kurasa… tapi demi melengkapi perjuanganku maka ku tahan-tahanmi walaupun saya sudah tahumi dampaknya buat kesehatanku bagaimana.

Setelah sekian lamanya menunggu saya lirikmi Hape-ku, kuliat jam ternyata lewatmi dari jam 12 tapi baru sedikit jadi langsungmi saya telpon, telpon pertamaku tidak diangkat dulu (saya kira tidurmi) jadi saya telpon lagi trus dia angkatmi, jadi ngobrol-ngobrolma situ sekitar beberapa menit dengan inti pembicaraan seputar ucapan selamat Ultah dan seterusnya.

Mengingat suasana yang tidak begitu kondusif juga jadi saya tunda rencanaku untuk tembaki karna banyak temannya di rumahnya katanya jadi lumayan ribut terus tidak begitu fokuski menelpon jadi saya matikanmi telpon baru tidur ma (lagian ngantuk skali maka kasiand).

Malam itupun kulewatkan dengan rasa penasaran dengan perasaan yang biasa di istilahkan ta’gantung (untung bukanji leherku) karna nda’ jadi saya katakan cinta, tapi  tak apalah.. mungkin bukanpi momen yang tepat ini jadi saya pakemi waktuku itu malam buat tidur sepuasnya dengan harapan mimpi indah akan harapan yang kuimpikan mampu menjadi sebuah kenyataan di hari esok.

Saat Malam berikutnya tiba disinimi ini saya habiskan amunisi yang tertata rapi di hatiku untuk dia,amunisi yang sudah sangat lama tersimpan yang tinggal menunggu abah-abah saja kemudian dia meluncur, mempersembahkan  Cinta yang teramat besar yang mungkin sudah tidak di ragukan lagi kadarnya ketika ia mampu melihat dan merasakannya, rasa yang teramat mendala yang hanya mampu kurasakan ketika mendengar suara merdunya, suaranya yang khas yang sering menggetarkan hatiku, karna jujur saya terpikan akan 1 hal di dalam dirinya yang memang tak dimiliki oleh orang lain, Jujur ku sayang sekali tuhan

Itu malam tidak bertele-telemi pembicaraanku, nda panjang lebarma ngomong dan membahas topic lain langsung mentongmi mau ku sampaikan niatku telponki, jadi setelah tepatmi waktunya saya bilangmi sama dia

Saya       : Kusayangki jelek (biasa saya pangiil dia dengan sebutan itu tapi tidak tau kenapa bisa)

Dia          : Iya kah?

Saya       : Iya seriuska ini, Mau jaki jadi pacarku?

Saat saya katakanmi pernyataan itu mulaimi lagi bertele-tele jawabannya, dia bilangmi inilah itulah, bingunglah, apalah pokoknya banyak skali yang dia bilang itu malam, sampai pada akhir pembicaraanku itu malam yang menurutku sudah tidak jelasmi jawabannya saya pamitmi buat matikan telponku dan saya bilangmi”kalau memang tidak bisaki jawab pertanyaanku ini malam, biarmi pade di tunda tidak apa-apaji yang penting besok malam saya mau ada kepastian jawabanta”, setelah itu saya matikanmi telponk.

Malam berikutnya bah.. ASLI dumba’-dumbakku itu eh… karna maumi na jawab pertanyaanku toch cuman malam itupun kembali menjadi saksi kekecewaanku (tapi bukan di tolak nah) dia tidak mwji saja angkat telponku walaupun bisama tebak seperti apa jawabannya nanti kalau begituji responnya, setelah itu mulaimi kurasa pupus harapanku, semangatku yang sebelumnya menyala-nyala kini perlahan mulai padam dengan sendirinya, mengingat sesuatu hal yang sudah merupakan gambaran dan pertanda buruk mala mini.

Setelah beberapa malam saya coba hubungiki dengan alasan mauka dengar langsung katanya yang bilang “tidak bisaka” walaupun bisama baca dari gerak gerik maupun caranya ngomongnya, setelah menunggu beberapa malam itu dapatja lagi ilmu dan saran dari seniorku “Kak Nita” yang menjadi tempat pelampiasanku untuk curhat ini malam dia bilang sama saya “jangan mako terlalu berharap kalo begitumi ade’ jawaban halusmi itu kalo begitu, tidak maunaji itu langsung bilang sama kau” selain itu banyak saran yang dia kasika, oh iya… saya lupa tadi saya telponki lagi tapi tambah tidak jelas arah pembicaraannya bahkan na kasi naikji tensiku bicara saya rasa, sehingga saya matikan telponku dengan emosi yang memuncak baru saya curhatmi sama kak Nita (seniorku yang paling sering kasika saran kalo lagi ada masalahku, disamping terjaga kerahasiaannya gratisji juga kalo curhatka sama dia, hehehe….).

Waktu saya telpon kayaknya dia punya masalah sama kacenya juga  bahkan sebelum saya telpon pun banyak sms Update statusnya yang masuk di HP ku yang intinya membahas tentang masalahnya sama kacenya, sehingga saya tahan-tahanmi lagi kesabaranku, saya tunggui mentong sampainya dia mau bilang langsung sama saya.

Berselang beberapa hari dengan mengikuti statusnya via Hp dengan suasana yang lumayan kondusifmi menurutku, saya coba telponmi lagi, saat itu luapan canda maupu tawanya sudah kembali seperti sedia kala, seperti seorang umhye yang saya kenal dulu… membuatku tertawa lepas akan keramahan-nya saat itupun kami saling bercanda sampai pada akhirnya saya tagih lagi jawabannya dengan mengatakan inimi telepon terakhirku mungkin masuk di Hpta (dengan harapan semoga saya mampu pegang kata-kataku) kalau saja harapanku mengarungi kehidupanku bersama hadirta disisiku itu pupus malam ini, jika saja harapan itu harus kandas kembali sebelum berlabuh, terjatuh sebelum mengibarkan bendera kemerdekaan hatiku, melawan derasnya arus kehidupan yang memang tak mampu saya taklukkan itu. Sayapun siap dengan kenyataan pahit yang bakal saya hadapi.

Saya sudah siap terluka, saya sudah terbiasa kecewa karena CINTA, bahkan yang menjadi alasan saya memperjuankan cintaku sampai yang kesekian kalinya karna memang ada satu hal yang begitu special yang saya lihat pada dirita, dan pertanyaannya apakah alasan ketidak yakinan yang harus kembali menghantui pikiranta tentang saya? Apakan perjuanganku mulai dari SMA sampai sekarang belum mampu kasi yakinki? Atau alasan ketidak yakinan itu hanyalah sekedar buaian belaka yang kita jadikan landasan dan alasanta? Apakah ada orang yang bisa seratus persen tahu dan mampu memaknai kata hatinya?hanya saya dan tuhan saja yang tahu seperti apa sebenarnya perasaanku sama kita.

Jujur kecewa skalika sama kita, bahkan ada beberapa pernyataanta yang seakan membuat saya makin sakit, saya kecewa bukan karna tidak mauki jadi pacarku tapi saya kecewa dengan kebimbanganta memaknai perasaanta, apa susahnya ngomong? Kalau tidak bilang tidak. Mengapa kita sebagai orang BANTAENG tidak mampu mengadopsi motto dari salah satu organdanya bantaeng yang bilang “katakan kebenaran walaupun pahit”

Saat mulaimi bertele-tele lagi pembicaraannya itu malam waktu saya telpon maka langsungmi saya bilang sama dia, Okemi pale’ bisama baca arah pembicaraanta yang bertele-tele yang seakan tidak mau kasika jawaban pasti tertang pertanyaan sekaligus pernyataanku sehingga saya harus mengambil keputusan dan jalan tengah dari topic perbincangan tersebut, saya lebih memilih untuk memutuskan dan menjawab sendiri pertanyaanku,jadi mulai sekaran belajarma untuk tidak berharap dan menumpuhkan semua perasaanku sama kita jelek, saya akan berusaha untuk mengubur dalam-dalam rasa sayang sekaligus rasa pahit yang telah kita goreskan dalam lukisan perjalanan kehidupan ini.

Saya selalu berusaha untuk tegar melalui saran sang inspirator hebat yang di tuliskan dalam Account twitternya yang mengatakan “……………………………………………………………….”

Sayapun harus menyadari bahwa yang terbaik menurut saya tidak selalu terbaik menurut tuhan, dan saya harus mampu bangkit dari keterpurukan dengan selalu mengingat kata tersebut dan menjadikannya pemanis di dalam hidup saya ketika menghadapi sesuatu hal yang tidak saya harapkan.

Saya yakin tuhan pasti akan mempertemukan kita berdua jika memang kita ditakdirkan untuk bersama, namun untuk saat ini keinginan akan hal itu harus saya terima dengan penuh rasa syukur terhadap tuhan saya yang telah mampu memberikan jalan hidup yang menurutnya lebih baik dari apa yang pernah saya pikirkan.

Harapan saya semoga CINTA yang teramat besar yang terlahir olehmu ini tidaklah berubah menjadi rasa benci yang membuat satu sama lain merasa bersalah, ya… inilah mungkin 1 jawaban dari banyaknya teka-teki kehidupan yang harus mampu kita lalui.

Sekian tulisanku semoga bermanfaat untuk anda yang membaca, mohon komentar dan sarannya

Ditulis di Makassar 14 – 20 April 2012

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun