Kemiskinan dalam berbagai sejarah
Jika dikaji dari perspeksif ekonomi, kemiskinan merupakan keterbatasan sumber daya untuk pemenuhan kebutuhan hidup. Kemiskinan ini menggunakan indikator materi seperti uang, kepemilikan harta benda, jumlah pendapatan perkapita, maupun konsumsi sebagaimana Badan Pusat Statistik (BPS) menggunakan indikator konsumsi sebesar 21,00 kalori/ orang setiap hari yang disetarakan dengan pendapatan tertentu, atau pendekatan Bank Dunia dengan standar 1 dolar AS/ orang setiap hari. Para ahli ekonomi sering menggolongkan kemiskinan menjadi kemiskinan kultural dan kemiskinan struktural.
Kemiskinan kultural adalah kemiskinan yang terjadi akibat budaya dan kebiasaan manusia yang mengakibatkan kemiskinan. Oscar Lewis mendefinisikan kemiskinan budaya sebagai kemikinan yang muncul akibat adanya nilai-nilai atau kebudayaan yang dianut oleh orang-orang miskin, seperti malas, mudah menyerah pada nasib, kurang memiliki etos kerja dan sebagainya. Sementara kemiskinan struktural adalah kemiskinan adalah kemiskinan yang terjadi akibat keterbatasan sistem dan struktur sosial masyarakat untuk memanfaatkan dan mengolah sumber-sumber pendapatan yang sebenarnya tersedia bagi mereka.
Masalah kemiskinan bukanlah masalah baru, bukan pula suatu masalah kontemporer. Sepanjang peradaban manusia mulai dari zaman ke zaman, masalah kemiskinan sudah ada. Apakah kemiskinan merupakan kutuk abadi atau nasib kekal? Apakah kemiskinan merupakan suatu hasil budidaya peradaban manusia?
Dalam perspektif agama-agama Abrahamik, manusia telah jauh dari kelimpahan dan kecukupan sejak manusia jatuh ke dalam dosa (diusir dari Taman Eden). Manusia hidup dalam ketelanjangan (sandang), dan harus berpeluh bekerja, mencari makanan sehari-hari (pangan). Dalam perkembangan ilmu Antropologi, zaman purba digambarkan dengan kehidupan manusia yang suka mengembara dan berpindah-pindah, tidak memiliki tempat tinggal dan mata pencaharian tetap. Manusia menjadi serigala bagi manusia lainnya. Homo Homini Lupus. Manusia yang kuat menjadi penguasa atas manusia yang lemah. Maka timbullah pemerintah tradisional, perusahaan tradisional dan perbudakan tradisional. Sistem kehidupan ini diwariskan dari generasi ke generasi dan dari zaman ke zaman. Namun benarkan bahwa warisan sistem kehidupan ini yang menjadi penyebab kemiskinan? Nabi Sulaiman (Salomo) menuliskan dalam kitab suci bahwa “Manusia menguasai manusia, sehingga ia celaka.”- Pengkotbah 8:9
Setelah Perang Dunia II, Eropa porak-poranda dan banyak rakyatnya takut dilanda kelaparan. Pemerintah Amerika Serikat khawatir dengan populernya sosialisme di Eropa. Maka, selama empat tahun, mereka menggelontorkan banyak sekali uang untuk memulihkan industri dan pertanian di negara-negara yang mau menerima kebijakan mereka.
Program Pemulihan Eropa ini, yang dikenal sebagai Rencana Marshall dan dinilai sukses. Di Eropa Barat, pengaruh Amerika Serikat meningkat, dan kemiskinan yang mengancam kehidupan jauh berkurang. Inikah cara untuk mengakhiri kemiskinan global? Amerika mencoba menjadi pahlwan atas kemiskinan negara lain dengan memberikan bantuan. Namun ada tujuan tersembunyi dibalik semuanya, sekalipun pada akhirnya seluruh dunia mengetahuinya.
Tujuannya adalah untuk menguasai negara tersebut demi kepentingannya sendiri. Negara-negara lain juga berupaya meluaskan pengaruh mereka dengan menawarkan bantuan luar negeri. Warisan purba yaitu keinginan untuk menguasai orang lain muncul kembali. Memang benar, ada beberapa negara miskin dan kini menjadi kaya raya, khususnya di Asia Timur. Namun di tempat lain, banyak negara masih sangat-sangat miskin sekalipun berkat bantuan tersebut, angka kematian anak berkurang dan jumlah anak yang bersekolah bertambah. Negara miskin dan negara berkembang juga terus berkutat pada masalah-masalah pendapatan masyarakat relatif rendah, rendahnya kemampuan masyarakat dalam menabung, pembentukan modal yang rendah, investasi turun dan produkstivitas rendah mengakibatkan pendapatan ikut rendah. Orang awan sering menyebutkan bahwa kemiskinan adalah suatu lingkaran setan.
Kemiskinan Masyarakat Indonesia Hasil Budidaya Setan Kelas Atas?
Di Indonesia, istilah lingkaran setan menggambarkan bahwa kemiskinan telah menimbulkan berbagai masalah manusia sehingga menjadi lebih kompleks. Dan bukan hanya itu saja, permasalahan tersebut seolah-olah tidak memiliki jalan keluar dan berputar-putar disitu saja.