Mohon tunggu...
Suhono Hono
Suhono Hono Mohon Tunggu... Administrasi - Kejujuran sederahana, kita tidak menutupi identitas kita di medsos

Saat ini bekerja di Perusahaan Penerbangan, dan pengen sekali bisa menulis seperti teman-teman yang lain, barangkali bisa bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Healthy

" Maag" (Rancab istilah di Desa saya) dan Gaya Hidup

28 Juli 2011   08:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:18 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Saya ingin berbagi pengalaman masa kecil yang pernah merasakan ketidak nyamanan, ketika kita harus berurusan dengan sakit atau penyakit yang istilah sekarang "Maag". Pada jaman itu di Desa saya, dengan gejala, kondisi dan penyebab yang sama,  mereka menyebut penyakit " Rancab", akan tetapi saat ini apakah masih ada atau tidak istilah sakit " Rancab" di Desa saya, hingga saya menulis ini, saya belum konfirmasi ke Desa (kampung halaman).

Penyebab "Maag" atau "Rancab"

Saya sudah berkenalan dengan penyakit tersebut kalau tidak salah pada saat saya kelas V SD hingga saya menginjak bangku SMA bahkan tepatnya hingga saya menikah, saya masih sering berurusan dengan yang namanya Maag, karena begitu saya menikah Puji Tuhan langsung putus hubungan dengan "Maag" . Dari hasil dioagnosa pak Mantri di kampung atau dokter ketika saya sudah di Jakarta, mengatakan bahwa penyebab penyakit yang saya derita beberapa tahun tersebut diantaranya : pola makan yang tidak teratur (sehari makan dua hari bengong istilah Warkop), istirahat kurang (karena tukang begadang), kondisi pikiran yang tidak stabil (istilah sekarang tingkat stress tinggi), karena saya ingat betul bahwa, pada setiap akan menghadapi Ulangan atau terlalu banyak pikiran, si "Rancab" atau "Maag" itu pasti datang.

Pengobatan "Maag" atau "Rancab" :

Dengan kondisi ekonomi keluarga yang serba kekurangan, orang tuaku tidak selalu dapat membawaku berobat ke Mantri pada saat di Desa ataupun ke Dokter ketika sudah di Jakarta, ketika si "Rancab" atau si "Maag"  mendatangiku. Nah dalam kondisi tidak ada uang, Simbok (Ibu) selalu berinisiatif membuat obat sendiri dengan bahan yang sangat sederhana, mudah didapat, dan seandainya harus beli pun harganya sangat terjangkau.  Adapun resep yang masih saya ingat dan lumayan manjur bila minum ramuan tersebut, adalah :


  1. Kunyit yang sudah tua yang warnanya sudah mendekati merah (kunyit empu) ambil 2 potong sebesar     ibu jari.
  2. Garam seujung sendok teh


Cara membuatnya kunyit yang sudah tua (kunyit empu) lalu dicuci sampai bersih, diparut kemudian diberi air yang sudah masak satu sendok makan, kemudian di peras dan dicampur garam, langsung dapat dimimum.

Resep diatas adalah resep JADUL jika ada yang ingin mencoba monggo, mudah-mudahan bermanfaat, namun dengan era serba instant serta kemajuan teknologi saat ini tidak perlu repot, cukup minum PROMAG maka si"Rancab" atau si "Maag" akan menyingkir dengan sendirinya.  Menyontek kata-kata  Gus Dur, kedatangan Maag atau si "Rancab" saja kok repot??? di kasih Promag saja.

Pencegahan:

Banyak orang mengatakan bahwa Sehat itu MAHAL,  bagaimana tidak mahal, SEHAT itu modal utama dalam menjalani kehidupan ini. Betapapun megah rumah kita, betapapun mewah mobil kita, betapa penuh menu meja makan kita, jika kondisi badan tidak " Sehat ", semua itu tidak ada artinya, seperti halnya jika kita harus bergaul dengan sakit yang namanya "Maag" atau "Rancab" istilah di Desa saya, memang penyakit ini tidak se beken atau se keren seperti penyakit JANTUNG lah, KANKER lah, TUMOR lah , akan tetapi akan tetap berpengaruh terhadap penikmatan kehidupan kita.

Atas saran-saran dari pak Mantri, pak dokter atau hasil sharing saya dengan orang yang sudah sembuh dari penyakit "Maag" atau "Rancab",  ada beberapa cara pencegahan agar kita bisa putus hubungan atau mengusir si "Maag" atau si "Rancab" dalam tubuh kita, kira-kira seperti ini:


  • Menjaga keseimbangan hidup, khususnya warga yang hidup di kota-kota besar seringkali melupakan kasih   sayang terhadap  diri sendiri  dengan dalih,  tuntutan kerja,  profesionalisme,  ataupun mengejar mimpi yang  sudah  kita  patri  dalam  sanubari,  atau seperti  ada  lirik  lagu  mimpi yang  terbeli  sehingga  kita  lupa,  bahwa sebetulnya kita wajib menyisihkan waktu untuk memanjakan diri, sehingga kita terhindar dari Stress.
  • Merubah pola makan yang berlebihan maupun menghilangkan kebiasaan menunda makan bila perut kita sudah memberi tanda untuk diisi.
  • Minum air putih pada saat bangun tidur (sebelum sikat gigi) minimal 2 gelas.
  • Istirahat yang cukup.


Mari kita nikmati hidup yang singkat ini dengan cara sesekali kita memanjakan diri dengan ramuan-ramuan seperti diatas, kiranya dapat bermanfaat.

Terima kasih, Matur nuwun

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun