Peringatan Hari Pers Nasional di Mandalika Nusa Tenggara Barat berlangsung meriah, karena dihadiri langsung oleh presiden Jokowi. banyak kalangan terutama dari para jurnalis meminta agar para wartawan lebih diperhatikan, karena sedikit banyak telah memberikan sumbangsih pada pembangunan bangsa ini, tak hanya itu harapan yang di sampaikan. melainkan juga berharap agar keamanan dalam menjalankan tugas peliputan benar-benar terjamin, karena selama ini dunia jurnalis seolah dipandang sebelah mata, undang-undang tidak di implementasikan sepenuhnya. sehingga tidak banyak para jurnalis yang menemukan ancaman bahkan dipukul saat menjalankan tugasnya.
Peringatan Hari Pers Nasional 9 Februari juga ada penolakan dari Aliansi Jurnalis Indonesia, karena mereka memandang bahwa penetapan HPN 9 Februari hanya untuk memperingati salah satu asosiasi saja bukan keseluruhan. kalaupun dilihat dari sejarah sebelum kemerdekaan sudah berdiri pers, seperti halnya Inlansche Journalisten Bond (IJB) yang pertama kali lahir 1914 dimotori oleh Marco Kartodikromo. sementara 9 februari adalah hari lahirnya Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) satu-satunya asosiasi yang diakui oleh rezim Orba melalui lobi Harmoko selaku menteri penerangan. PWI sendiri baru lahir pada tahun 1946, sangatlah jauh kalau dibandingkan dengan IJB dan asosiasi wartawan lainnya yang berdiri sebelum kemerdekaan.
Kalau berdasarkan asosiasi. maka untuk saat ini asosiasi wartawan sudah bertaburan, maka dari itu dalam hal ini perlu merevisi keputusan presiden no 5 tahun 1985, karena sudah kadar luarsa dan penetapan tersebut kurang bijak serta lebih mementingkan golongan tertentu. bahkan tidak menutup kemungkinan penetapan hari pers nasional yang jatuh 9 februari sarat akan kepentingan politik.
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H