Mohon tunggu...
Fahmi
Fahmi Mohon Tunggu... Bankir - Suka baca hoby menulis

Pecinta Literasi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Surat untuk Pak Jokowi dan Pak Prabowo

14 April 2019   00:01 Diperbarui: 14 April 2019   00:34 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dear Pak Jokowi dan Pak Prabowo. Perkenalkan pak, nama saya Fahmi, maaf sebelumnya bila surat ini mengganggu kesibukan bapak. Saya sekedar ingin menyampaikan unek-unek dalam hati yang mungkin ini tidak penting bagi bapak. Tapi, penting bagi saya dan mungkin saudara-saudara saya di luar sana. 

Pak Jokowi, Pak Prabowo... bagaimana kabarnya pak? Semoga bapak selalu diberi kesehatan. Capek ya pak? Setelah sekian hari kampanye ke sana kemari, saya juga capek pak selalu mendengar keributan di media sosial dan teman-teman saya yang cek cok gara-gara mendukung bapak. Lebih capek lagi, saudara-saudara saya di Banyuwangi pak, karena harus melawan aparat ketika melakukan aksi demo menolak tambang Tumpang Pitu, mereka mendapatkan perlakukan represif pak. Apalagi, dengan saudara-saudara saya yang menolak adanya tambang semen di kendeng, pak. Yu Patmi, demikian saudara-saudara saya memanggil seorang pejuang perempuan yang harus menghembuskan nafas terakhir pak. 

Meski Pak Jokowi dan Pak Prabowo kampanye ke mana-mana, enak saja pak---jalannya sudah mulus. Tapi, pak. Banyak saudara-saudara saya terusir dari tanah tempat tinggalnya pak, apa bapak sudah tau soal itu? Pasti bapak belum tau kan? Meskipun tau, apa itu penting bagi bapak, saya yakin bila kawan-kawan bohir bapak lebih penting daripada mereka, saudara-saudara saya tertindas di tanah mereka tinggal, diperlakukan tidak adil oleh negaranya sendiri. Ah, sudahlah pak, saya dan saudara-saudara saya tidak akan berharap banyak pada bapak, biarlah kami bersandar pada yang maha kuasa daripada harus mendengarkan janji manis bapak. 

Pak Jokowi, Pak Prabowo... salah satu diantara bapak, pasti akan terpilih sebagai presiden nantinya. Tolong lah pak, diperhatikan teman-teman saya yang hanya kedapatan menjual buku-buku kiri kemudian disita oleh aparat, hanya membuka lapak baca di pinggir jalan diusir, mengadakan diskusi dibubarkan. Lah, saya kok kesannya jadi memerintah bapak, maaf pak, saya ini siapa, hanya pemuda desa biasa yang suka nyangkruk di warung tetangga menikmati pengangguran sembari mengingat-ingat janji manis bapak untuk menghibur diri soal membuka lapangan pekerjaan. 

Sepertinya surat saya terlalu panjang ya pak, maaf ya pak, namanya juga unek-unek, pak. Bapak jangan tersinggung yaa, ah saya yakin bapak tidak bakal tersinggung, sebab politisi itu meski dituduh apa saja, di demo pun tidak bakal di dengarkan. Cuman, semoga bapak tidak demikian, sudah dulu ya pak, semoga bapak selalu diberi kesehatan dan kesabaran serta keikhlasan setelah pengumuman resmi KPU nantinya. 

Hormat saya, pemuda desa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun