Mohon tunggu...
Dewi Sumardi
Dewi Sumardi Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel dan ibu Rumah Tangga

IRT. \r\nMenulis untuk berbagi manfaat. \r\n Buku : 1. Let's Learn English Alphabethical A-Z, oleh nobel edumedia 2. Buku Keroyokan "36 Kompasianer Merajut Indonesia", oleh Peniti Media 3. Buku Keroyokan "25 Kompasianer Wanita Merawat Indonesia" oleh Peniti Media 4. Novel "Duka Darah Biru", penerbit Jentera Pustaka 5. Novel "Janji Di Tepi Laut Kaspia' oleh penerbit BIP 6. Novel " Ada Surga Di Azzahra" oleh penerbit Jentera Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenal Sosok Ibu Sjamsiah Achmad dan Pemikiran Beliau tentang Kemitraan dan Kesetaraan Gender

14 November 2014   06:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:51 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14158959701648083163

Ada sebuah kasus yang beliau ceritakan tentang pasangan suami istri yang bertengkar karena masing-masing ingin segera menyelesaikan pendidikannya, yang wanita di bidang kedokteran sedang yang lelaki di bidang ilmu Politik.

Ketika pasangan suami istri tersebut meminta nasehat Ibu Sjamsiah Achmad, beliau mengatakan bahwa sebaiknya yang maju (menyelesaikan) pendidikan terlebih dahulu adalah yang dianggap mempunyai finansial yang bagus untuk kelangsungan hidup mereka.

Pada saat itu Seorang Dokter pasti dianggap lebih cepat mendapatkan uang dibandingkan dengan seorang lulusan dari ilmu politik yang mungkin hanya bisa menulis dan tulisannya belum tentu laku.

Kesimpulannya : tidak harus lelaki yang maju terlebih dahulu, tetapi bisa dibuat kesepakatan yang menghasilkan keputusan yang paling baik.

Memang ada banyak kasus dalam pernikahan, di mana seorang suami akan stress apabila istrinya bisa lebih bagus dalam karier dan finasial.Tetapi tak jarang pula banyak suami yang mendukung istrinya untuk bisa maju, walau mungkin akan melebihi dirinya.

Yang paling penting menurut Ibu Sjamsiah Achmad adalah harus ada "saling berkorban" antara satu sama lain, ada saatnya lelaki berkorban dan ada saatnya wanita berkorban.  Kapan waktunya untuk  berkorban, tergantung situasi dan kondisi masing-masing dan semuanya harus bertujuan untuk sebuah kebaikan.

Diakhir pertemuan dengan Masyarakat Indonesia di Baku, Ibu Sjamsiah Achmad menghimbau kepada para generasi muda untuk saling berdamai, saling mendukung dan harus ada korelasi antara Masyarakat dan pemerintah agar bisa hidup dengan tenang.

Ibu Sjamsiah Achmad ... Terimakasih untuk semua pencerahannya. Meski pertemuan kita sangat singkat, banyak sekali ilmu kehidupan yang ibu berikan. Semoga ibu selalu sehat dan diberikan kelancaran dan kemudahan dalam melaksanakan semua tugas-tugas ibu.

- Salam dari Baku-

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun