Tanggal 8-12 merupakan hari terbesar dalam Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Dimana PDIP akan melaksanakan kongresnya yang ke IV di Bali, yang akan memilih kembali ketua umum menggantikan Megawati sebagai ketua umum yang lamadan memilih kembali ketua umum yang baru priode 2015-2020. Semua anggota dan pengurus PDIP sepakat memilih kembali Megawati sebagai pemimpin PDIP untuk masa jabatan lima tahun kedepan. Pemilihan Megawati sebagai ketua umum merupakan wujud dari musyawarah mupakat dari seluruh anggota konggres, pemilihan Megawatisebagai ketua umum telah di musyawarahkan di Rakarnas di Semarang pada September 2014. Usulan tersebut, pertama kali di lontarkan oleh presiden terpilih yaitu Pak Jokowi Dodo (JOKOWI) saat menyampaikan sambutannya yang direspon positif oleh peserta rakernas untuk mengusung dan memlilih kembali Megawati sebagai ketua umum PDIP.
Di tengah-tengah yuporia pesta kongres PDIP, terjadi sebuah insiden yang sangat memalukan PDIP. Salah satu kader sekaligus anggota DPR fraksi PDIP anggota komisi IV yang bernama Ardiansyah. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ditengah perselisisihannya dengan Kapolri masih menunjukan taringnya. Ditengah gegap gempinya kongres PDIP di Bali, lembaga yang sekarang di pimpin oleh Taufikucrahan Ruki itu menangkap sejumlah orang dalam operasi tangkap tangan di salah satu hotel di Bali, kamis (9/4) malam. Penangkapan Ardiansyah terkait dengan tindak pidana penyuapan, saat di lakukan penggerebekan terdapat beberapa orang dan sejumlah uang yang menjadi barang bukti penyuapan.
Saat melalukan jumpa pers, Plt pimpinan Johan Budi, Jumat (10/4/2015), Ardiansyah tidak sendiri saat di tangkap, melainkan bersama orang yang bernama Agung Kusniadi yang diduga sebagai prantara dalam kasus penyuapan tersebut. Keduanya tertangkap basah saat bertransaksi di Swiss-Bell Hotel, Sanur, Bali, Kamis (9/4).Selain itu, KPK juga menangkap seorang pengusaha berinisial AH di sebuah hotel di Senayan, Jakarta. Penangkapan itu juga berkaitan dengan transaksi suap di Bali tersebut. Selain itu, KPK juga menangkap seorang pengusaha berinisial AH di sebuah hotel di Senayan, Jakarta. Penangkapan itu juga berkaitan dengan transaksi suap di Bali tersebut. Sampai berita ini diturunkan belum ada pernyataan resmi dari pihak KPK mengenai penangkapan tersebut. Para penyidik yang sejak tadi bolak-balik keluar masuk gedung KPK bungkam saat ditanya awak media.
Penangkapan Komisi IV DPR Adriansyah oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dinilai dapat menurunkan citra Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Pangi Syarwi Chaniago menilai citra PDIP terpengaruh dengan insiden penangkapan tersebut. "Terkait tertangkap tangannya kader dan anggota DPR dari PDIP oleh KPK bisa menurunkan citra PDIP," ujar Pangi kepada Sindonews, Jumat (10/4/2015).Menurut dia, bukan tidak mungkin kasus Ardiansyah bisa dimanfaatkan lawan politik PDIP untuk menambah buruk citra PDIP. "Trust (kepercataan) publik terhadap PDIP juga bisa terganggu. Ini sinyal yang merugikan PDIP. Biasanya kasus korupsi bisa digoreng dan dimanfaatkan lawan politik untuk menurunkan branding PDIP partai yang bersih," tuturnya.Pengamat dari IndoStrategi itu menyarankan agar PDIP terus memperbaiki citra partainya hingga Pemilu 2019 masih lama. Kendati begitu, dia menilai PDIP masih memiliki waktu untuk memperbaiki citranya. Tertangkapnya Ardiansyah menambah dapfar anggota DPR yang korupsi, merugikan uang Negara sekaligusmenurunkan citra PDIP. Julukan tikus-tikus berdasi masih terlalu bagus, ANJING-ANJING BERDASI begitulah jukan baru bagi para anggota DPR yang HINA…!!!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H