Aku berdiri memandang langit
Aku merasa berdiri di tengah hamparan cintamu
Aku menghitung bintang-bintang seakan-akan bintang itu seperti engkau
Engkau yang memberiku cinta
engkau juga yang memberiku hasrat untuk mencintai
Diduniamu, aku merasa bahagia
Itu karna engkau!
Karena engkaupun aku mengenal kenikmatan cinta
Hasrat aku melihat indahnya terang bulan
Seakan-akan aku melayang terbang kesana,
Engkau membawaku mabuk cinta,,
Kesetiaanmu mengatakan segalanya,
Bahagiamu adalah bahagia ku,
Kesedihanku adalah kesedihan mu,,
Tentunya sama-sama kita lewati hari itu
Sang suryapun membuka pajar
ia pula yang menutup senja
Hari bergulir begitu saja terasa hampa tanpa teman
Apakah benar aku tak pantas
Tak pantas dicintai dan mencintai
Aku sungguh-sungguh tak tau saatku mulai rasanya cinta
Mengapa hatiku disakiti?
Disakiti walau tak lansung yang membuatku hatiku mati berlahan lahan
“Sayangku yang baiik”
Kini aku menyerah aku tak tau apa yang harus ku jalani
Hatiku kini terluka olehnya
Luka yang tak lagi bisa diobati,
Walau sekalipun ia menyembah sujud dihadapanku,
Aku tak akan memaafkannya walau aku harus berdosa sekalipun
Aku akan mencoba membalasnya,
Tak ada satu pun yang bisa obati hati ku yang terluka ini
Dikala sepi menyapa kesendirianku,
Terlintas bayangannmu dalam angen ini
Akupun teringat akan masa lalu
Saat-saat kita bersama dulu
Akankah dirimupun teringat akan masa itu,,
Dirimu yang mengubahku menjadi kan aku seorang gadis yang dewasa
Itu semua karena kebaikan mu
Karena nasehatmu dan tulus sikapmu akan menjadi menyukaimu
Tapi kenapa?
Kenapa kau berpaling dariku bersama dengan gadis impianmu yang lebih dewasa dari aku,,
Engkau jadikan aku sebagai adik kecilmu yang lugu,,
Betapa sakit,, sakit, dan sakit hati ini saat semua engkau sampaikan kepadaku,,
Sampai kapan engkau akan mengingatku?,
Karena kamulah yang mengenalkan aku dengan cinta itu,
Cinta pertama bagiku
Tapi, cinta itu kini saat tak ada arti,,
Karena terasa sakit,,
Kareana luka dihatiku oleh dustamu
Satu pesan ku” jagalah cinta barumu bersama pujaan hatimu”.
Puisi buat.......?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H