Deudeuh Alfisahrin, 26 tahun, ditemukan tewas di kamar kosnya di daerah Tebet, Jakarta Selatan, pada Sabtu malam, 11 April 2015. Jasad ditemukan dalam keadaan mulut tersumpal kaus kaki dan terjerat kabel.
Kamar indekos itu tiba-tiba hening. Tak ada hilir mudik pertanda ada kehidupan di dalamnya. Para tamu juga tak terlihat lagi di tempat singgah janda cantik dengan satu anak ini.
Tak seperti biasanya, kali ini indekos yang disewa Mpih (nama panggilan deudeuh) itu malah diberi garis polisi. Bau menyengat keluar dari kamar tersebut. Setelah didobrak, ternyata ibu satu anak itu sudah meregang nyawa. Para tetangga yang tidak mengetahui apa pekerjaan Mpih pun terkejut dengan kematiannya, saat dimintai keterangan, para tetangga tidak tau banyak tentang Mpih,hanya saja penghuni kos dengan tarif 2jutaan tersebut kerap menerima banyak tamu pria yang berbeda-beda terutama di malam hari.
Penyebab dan kronologi kematian janda cantik ini memang belum terpecahkan sampai saat ini, tetapi berdasarkan data yang diperoleh, kasus ini sedikit demi sedikit mulai mencapai titik terang "Pencarian sudah mulai mengerucut. Terakhir pengerucutan pada dua orang yang bersamanya," ujar Kasat Reskrim Mapolres Jaksel, AKBP Audie Latuheru, kepada wartawan di Mapolres Jaksel, Selasa (14/4/2015).
Polisi belum dapat memastikan apakah ada keterlibatan orang dekat dalam kasus pembunuhan ini. Namun fakta sebelum kejadian menyebutkan, menurut keterangan tetangga kosan korban, beberapa saat sebelum Deudeuh ditemukan tewas, terdengar adu mulut yang cukup kencang antara korban dan seorang pria.
Barang bukti yang ditemukan polisi di lokasi kejadian pun telah diamankan untuk diselidiki. Termasuk mengetahui pemilik alat kontrasepsi yang meninggalkan cairan sperma. Belum diketahui pasti siapa dalang dan motif di balik‎ pembunuhan janda beranak satu ini. Hingga saat ini sudah 8 saksi yang telah dimintai keterangan oleh pihak kepolisian.
Polisi sudah melansir data, jenazah Deudeuh diduga tewas 10-12 jam sebelum ditemukan, pada Sabtu (11/4) malam sekitar pukul 19.00 WIB. Dia tak mengenakan busana, ditutupi bedcover, disumpal kaos kaki dan lehernya terlilit kabel hairdryer.
Tak ada luka lain di tubuh Deudeuh selain lilitan benda tumpul di leher. Hasil pemeriksaan, janda satu anak itu tewas karena kehabisan oksigen. Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel mengajukan sejumlah pertanyaan terkait kasus tersebut. Terutama bila berkaca dari temuan jenazah yang ada sekarang.
"Kalau motif dendam, mengapa tak ada cedera parah pada tubuh korban? Jika sejak awal berencana menghabisi korban, mengapa tidak ada rencana menyembunyikan tubuh? Jika pembunuhan karena terpicu secara tiba-tiba, mengapa sempat mengikat korban? Mengapa tanpa busana?" demikian sejumlah pertanyaan dari Reza, Selasa (14/4/2015).
"Mungkinkah praktek sadism (kesenangan seks lewat penyiksaan) yang berakhir fatal? Apalagi mulut korban disumpal. 'Breath play' adalah penyebab utama kematian mereka yang melakukan bondage-sadism-discipline-masochism," duga Reza.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H