Mohon tunggu...
Herlinda Oktaviani
Herlinda Oktaviani Mohon Tunggu... -

Mahasiswi Universitas Mataram,\r\nSuka Traveling,\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Politik

Statment Pedas Ahok, dari Gubernur DKI yang Terhormat

23 Maret 2015   09:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:15 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ir. Basuki Tjahaja Purnama atau yang lebih akrab dipangil Ahok, ialah Gubernur DKI Jakarta yang dilantik pada tanggal 19 November 2014. Ahok pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI dari tahun 2012 - 2014 mendampingi Joko Widodo sebagai Gubernur. Sebelumnya Ahok merupakan anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat periode 2009-2014 dari Partai Golkar, namun mengundurkan diri pada tahun 2012 setelah mencalonkan diri sebagai wakil Gubernur DKI Jakarta untuk Pemilukada 2012. Dia pernah pula menjabat sebagai Bupati belitung Timur periode 2005 - 2006.

Selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Ahok sudah banyak mengeluarkan kebijakan-kebijakan, salah satunya yang banyak menyita perhatian publik adalah menaikkan gaji PNS DKI Jakarta yang nilainya antara Rp 13 juta sampai Rp 70 juta. Hal tersebut sontak membuat PNS di daerah lain merasa iri atas kebijakan tersebut.

Sudah banyak pro dan kontra dari berbagai kalangan menjelang pelantikan Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta. Namun yang menjadi permasalahan saat iniadalah statment pedas Ahok. Mendengar ucapan-ucapan Ahok tidak asing lagi di telinga dengan ciri khasnya yang blak-blakan dan penuh emosi. Jika kita meninjau dari Gubernur DKI Jakarta sebelumnya, belum banyak yang disorot media setiap statement yang diucapkan. Inilah yang menjadi ciri khas Ahok dari gubernur-gubernur yang lain.

Saat menjabat sebagai Wakil Gubernur Gubernur DKI Jakarta, Ahok pernah menyebut pelajar nakal yang kerap berulah dan tak bisa menghentikan keonarannya, adalah calon bajingan. Pernyaataan Ahok ini dilontarkan kepada pelajar nakal. Statement yang menuai kritikan saat itu adalah: "Sekolah negeri dipakai oleh pelajar yang sok-sokan. Tidak naik kelas atau pecat. Pertama dikasih kesempatan bolehlah. Kalau masih diulangi lagi, kamu sudah bukan anak, kamu calon bajingan . Sekolah kita terbatas. Banyak anak-anak miskin sekolah di sekolah swasta yang jelek dan murah."

Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya pernah menjadi sasaran amukan Ahok, hal tersebut terjadi karena Ahok mengaku adanya penjebakan yang dilakukan oleh orang PAM. Permasalahan tersebut terjadi pada saat Ahok diminta datang ke Biro Hukum tanpa informasi terlebih dahulu, sontak Ahok emosi dengan mengeluarkan statement: "Gue siapin senjata, mau perang hayo. Saya mau pecat semua orang PAM. Mereka main politik. Buat saya mereka itu bajingan.

Permasalahan lain yang mengundang sorotan media masa adalah pada saat Ahok berbicara blak-blakan mengenai APBD DKI 2015 yang menurut dia ada penyimpangan. Adanya anggota DPRD yang memotong 10-15 persen anggaran pada program unggulan dalam Rancangan APBD 2015, lalu dialokasikan untuk program-program bernilai total Rp 12,1 triliun yang tak penting. Beberapa kali perkataan-perkataan "toilet" keluar dari mulutnya saat menanggapi soal tuduhan yang mengatakan dirinya mencoba menyuap Ketua DPRD DKI Jakarta.

Setaip statement pedas yang dilontarkan oleh Basuki Tjahaja Purnama ( Ahok ) sontak menjadi sorotan publik khusunya warga negara Indonesia. Mengapa tidak ? Hal tersebut tentunya bukan hanya menjadi konsumsi bagi orang dewasa, akan tetapi juga anak-anak yang nantinya berdampak negatif terhadap perkembangan moralnya.

Ahok sudah sering mendapat somasi dari berbagai kalangan karena ucapan-ucapannya yang pedas dankeras. Somasi adalah sebuah teguran terhadap pihak calon tergugat pada proses hukum. Pada awal menjabatnya sebagai Gubernur, Ahok teramcam mendapat somasi dari yang oleh beberapa ketua RT/RW di Ibu Kota Jakarta karena berniat mengganti sistem pemilihan ketua RT/RW oleh warga dengan penunjukan langsung oleh Pemerintah DKI. Ancaman somasi lain datang dari Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKALI) karena Ahok mengancam akan memenjarakan para Pedagang Kaki Lima ( PKL ).

Komunikasi telah menjadi tantangan utama bagi Ahok maupun pemimpin-pemimpin lainnya jika ingin mencapai sukses dalam membangun daerah maupun negara. Komunikasi yang baik adalah yang dapat menyalurkan ide, usulan, saran, bahkan perintah yang bisa diterima dan dijalankan oleh orang-orang yang dipimpinnya, sehingga bisa menghasilkan perubahan. Sikap tegas adalah keharusan bagi pemimpin, tetapi sikap itu saja tidak cukup, jika tidak disertai sikap teladan dan pola komunikasi yang bisa diterima oleh rakyat, tanpa ada yang merasa tersakiti.

Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan kultur dan budayanya yang ramah, sudah seharusnya mengedepankan etika dan sopan santun. Apalagi Ahok seorang pemimpin, sudah seharusnya menjadi panutan bagi warga DKI Jakarta.

Seorang pemimpin sudah sepatutnya menjaga segala macam perbuatan dan ucapannya itu. Karena seorang pemimpin merupakan panutan bagi rakyatnya. Jika pemimpinnya saja memiliki moral yang negatif, bukan tidak mungkin kalau moral masyarakat pun akan semakin terpuruk.

Semua perbuatan dan ucapan itu harus seimbang. Jika kita mau berbuat baik, tentu kita pun harus berkata yang baik pula. Pemeberantasan korupsi misalnya, kita pun harus melakukannya dengan cara-cara yang baik jika ingin memberantas sampai ke akar-akarnya. Kalau Gubernurnya saja seperti itu, bagaimana nanti masyarakat mencontohnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun