Mohon tunggu...
muqtafiah ita
muqtafiah ita Mohon Tunggu... -

dengan membaca aku hidup, dengan menulis aku abadi !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perempuan dalam Dilematisasi Kodrat dan Kemalangan

5 September 2016   09:21 Diperbarui: 5 September 2016   12:32 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bagaimana posisi laki-laki dan perempuan dalam masyarakat kita? Banyak an mana budaya ditujukan kepada laki-laki atau perempuan? Berapa banyak keterbatasan akses yang harus diterima oleh perempuan? Katanya masyarakat kita penganut patriarki. Ini masih tentang budaya, lalu bagaimana dengan kehidupan sosial dari seorang perempuan. Kehidupan sosial dari perempuan selalu menarik untuk dibicarakan, menjadi tema menarik dalam setiap perbincangan, menjadi perawan dia dibicarakan, apalagi kalau usianya terlanjur dewasa, akan lebih menarik untuk dibicarakan, dan ketika perempuan terpaksa menjanda dia juga tidak telepas dari perbincangan.

Wacana modernisasi mungkin bisa mengangkat derajat perempuan, dengan berdalih emansipasi, kemudian perempuan sedikit memiliki ruang gerak yang lebih luas, perempuan memiliki akses untuk terlibat politik, setidaknya 10% kursi politik harus diisi oleh perempuan, tapi bagaimana dengan satu sisi yang lain, modernisasi telah membawa perempuan menjadi komoditas. Mitos kecantikan yang telah diciptakan oleh modernisasi seaakan melegitimasi tubuh perempuan untuk menghasilkan pundi-pundi rupiah

Katanya perempuan itu lemah, tapi dari sedikit gambaran diatas menunjukkan betapa hebatnya perempuan. Perempuan yang tercipta dari tulang rusuk namun terkadang juga harus menjadi tulang punggung. Ada sepenggal prosa karya Toety yang menjadi favorit saya

Kalau disebut wanita itu makhluk lemah lalu

Harus dilindungi, itu tidak benar dua-duanya

Lemah? Ia bertahan di hari tua dan sebagai balita

Dilindungi? Lebih tepat dieksploitasi

Yang penting harus dikekang kebebasannya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun