Mohon tunggu...
Marcel Eveline
Marcel Eveline Mohon Tunggu... -

77% only!!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Suara Hati Sebuah Hati Kecil..

4 Desember 2010   04:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:02 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hati kecil lupa sudah berapa lama sejak pertama kali bertemu. Tak terlintas dalam benak kalau semua berjalan seperti ini. Awalnya mungkin tak bermaksud seperti ini. Namun waktulah yang membawa semuanya menjadi demikian. Hati kecil pun tak menyangka.

Suatu kali hati ini bimbang. Orang-orang berkata demikian. Hati kecil tanyakan padamu. Kau berkata bukan demikian. Sebuah hati kecil tak sanggup untuk menopang sedemikian banyak tanya. Antara iya dan tidak. Antara benar dan salah.

Suatu kali kau dapat meyakinkan hati kecil. Suatu kali hati kecil tak dapat diyakinkanmu. Setitik rasa keyakinan yang kadang muncul kadang timbul. Menjadi terombang-ambing dalam sebuah keragu-raguan.

Hati yang kecil tak tahu harus berbuat apa. Tak ingin melukai hati yang lain. Namun sudah banyak yang terlukai. Haruskah terus maju ataukah mundur, engkau si hati kecil? Dimana jalan yang sesuai untukmu?

"Kau harus terus berjalan. Semua akan baik-baik saja. Asalkan ada dia di sampingmu," kata hati kecil si hati kecil.

"Akankah dia terus berada di sampingku?" hati kecil bertanya lagi.

Diam tak ada suara.

"Aku tak tahu."

"Saya tahu. Saya tahu isi hatimu dan saya tak akan membiarkan itu terjadi!" kau berkata demikian. Hati kecil sempat percaya. Namun kemudian hati kecil menjadi ragu.

"Jangan ragu," lanjut kau. Bagaimana hati kecil bisa tidak ragu bila terus didera oleh banyak tanya seperti itu.

Sebuah batu yang begitu keras bisa habis terkikis oleh air, sedikit demi sedikit. Apalagi hanya sebuah hati kecil, dan didera oleh begitu besar keragu-raguan. Hati kecil butuh suatu kepastian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun