Mohon tunggu...
Hairul Mubin
Hairul Mubin Mohon Tunggu... -

kuliah prodi PPKN FKIP UNRAM

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Harga BBM Kok Main-main

31 Maret 2015   10:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:45 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Masih ingatkah saudara saat pemerintah Jokowi menaikkan harga BBM untuk pertama kalinya di era pemerintahannya. Dengan memakai kemeja putih, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan penuh percaya diri mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi langsung di Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin tanggal 17 November 2014 pukul 21.00 WIB. Dimana harga yang ditetapkan pada saat itu adalah untuk premium naik Rp 2.000 menjadi Rp 8.500 per liter dari sebelumnya Rp 6.500 per liter. Sementara itu untuk harga solar naik Rp 2.000 dari Rp 5.500 menjadi Rp 7.500 per liter. Harga baru itu berlaku mulai 18 November 2014 pukul 00.00 WIB.

Jokowi sendiri yang mengumumkan harga BBM, tanpa  diwakilkan oleh menteri. Pada pengumuman sakral tersebut, Presiden RI ke-7 itu didampingi Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla dan  14 menteri Kabinet Kerja serta Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto.

Ini merupakan tradisi baru yang terjadi di pemerintahan kita tercinta. Pasalnya, selama 10 tahun memimpin, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak pernah sendiri mengumumkan kenaikan harga BBM.  Pengumuman kenaikan harga BBM selalu dilakukan pejabat setingkat menteri.

Keputusan untuk menaikkan harga premium dan solar diambil oleh Pemerintah karena menurut Pemerintah selama ini subsidi tersebut tidak tepat sasaran. Dimana harga kenaikkan yang ditetapkan oleh Pemerintah masing-masing sebesar Rp 2.000 per liter.

Selanjutnya tidak lama setelah mengumumkan kenaikan harga BBM tersebut Pemerintah kembali menurunkan harga BBM, dimana Per 1 Januari 2015 Pemerintah dan Pertamina resmi menurunkan harga bensin premium menjadi Rp 7.600 per liter dan solar menjadi Rp 7250 per liter. Sehingga dengan demikian mulai 1 Januari 2015 masyarakat akan membeli BBM dengan harga baru.

Kemudian berselang beberapa minggu kembali tepatnya pada tanggal 16 Januari 2015 Presiden Jokowi yang didampingi Menteri BUMN Rini Soemarno, Menko Perekonomian Sofyan Djalil, Menteri ESDM Sudirman Said, dan Sekretaris Kabinet (Seskab) Andi Widjajanto mengumumkan untuk menurunkan harga BBM Harga Premium turun yang semula Rp. 7.600/liter menjadi Rp 6.600/liter. Solar turun yang semula di harga Rp. 7.250/liter menjadi Rp 6.400/liter. Dan harga terbaru ini mulai diberlakukan hari ini Senin 19 Januari 2015.

Selanjutnya Pemerintah kembali melakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) per tanggal 28 Maret 2015 pukul 00.00. Pemerintah menetapkan kenaikkan harga BBM untuk premium yang semula Rp 6.800/litermenjadi Rp 7.300 per liter, sementara itu harga solar yang semula Rp 6.400/liter menjadi Rp 6.900/liter. Terjadi penyesuaian harga premium dan solar sebesar Rp 500 per liter.

Entah apalagi yang akan dilakukan oleh pemerintah kita tercinta ini terhadap BBM apakah akan menaikkan ataukah justru menuurunkan ? kita tunggu saja apa yang akan terjadi.

Dari paparan di atas hendaknya sebelum melakukan suatu kebijakan pemerintah perlu untuk mengkaji lebih jauh terkait dengan tindakan yang akan dilakukan tersebut. Sehingga pemerintah bisa memperkirakan dampak apa yang mungkin timbul dari kebijakan yang dilakukakan tersebut.

Setelah fluktuasi harga BBM tersebut tidak diimbangi dengan harga barang-barang logistik yang ada, yang mana dari kenaikkan yang pertama semua barang kebutuhan ikut meroket harganya. Namun setelah penurunan harga per 1 Januari yang lalu tidak diimbangi dengan penurunan harga barang-barang kebutuhan sehari- hari, malah harganya semakin meroket. Kemudian pada tanggal 19 Januari 2015 pemerintah menurunkan kembali harga BBM namun tidak jua diimbangi dengan harga bahan-bahan pokok, malah harga beras semakin meroket yang semula Rp. 8.000/kg menjadi Rp. 10.000/kg. Hingga perkembangan terakhir dari harga BBM ini semua kebutuhan pokok makin melonjak naik, sehingga disini rakyat kecil makin menjerit karena tak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya baik untuk dirinya sendiri dan keluarganya.

Secara umum dampak yang timbul dari naik-turunnya harga BBM ini masyarakat banyak yang semula berusaha menjadi kurang semangat karena harga yang tak pasti. Selain itu juga masyarakat kecil kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

Untuk pemerintah hendaknya harus lebih bijak dalam mengambil suatu keputusan jangan terkesan terlalu tergesa-gesa dalam mengambil keputusan. Hal ini terlihat dari perkembangan harga BBM paling tidak sekali 6 bulan baru diadakan perubahan kebijakan yang akandilakukan. Namun kenyatan yang terjadi keputusan yang ditetapkan hampir tiap bulan. sehinggga disini pemerintah terkesan main-main dalam mengambil kebijakan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun