Mohon tunggu...
Fanny Florenz
Fanny Florenz Mohon Tunggu... Teacher -

Bandung

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Our Country

25 Mei 2015   09:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:38 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada bulan Juni 2013 lalu, saya pernah mendapatkan broadcast via blackberry dari seorang teman. Isinya seperti ini :

(Dari kawan aktivis di Australia)

Suatu pagi, kami menjemput seorang klien di bandara. Orang tersebut sudah tua, kisaran 60 tahun. Beliau adalah seorang pengusaha asal Singapura. Dengan berbicara menggunakan logat Melayu dan Inggris, beliau menceritakan pengalaman-pengalaman hidupnya kepada kami yang masih muda. Pada awal percakapan, beliau berkata, “Your country is so rich! …” Kami menanggapi biasa saja, kami sudah sering mendengar kalimat itu. Tapi tunggu dulu, ternyata beliau melanjutkan perkataannya, “Indonesia doesn’t need the world, but the world needs Indonesia. Everything can be found here, in Indonesia. You don’t need the world.

Mudah saja, Indonesia paru-paru dunia. Tebang saja hutan di Kalimantan, dunia pasti kacau. Dunia yang butuh Indonesia! Singapore is nothing, we can’t be rich without Indonesia.

500 ribu orang Indonesia berlibur ke Singapura tiap bulan. Bisa terbayang uang yang masuk ke negara kami. Apartemen-apartemen terbaru kami yang beli orang-orang Indonesia, gak peduli harga selangit, tetap saja laku keras.

Lihatlah RS (baca : rumah sakit) kami, isinya Indonesia semua. Kalian tahu bagaimana kalapnya pemerintah kami ketika asap kebakaran hutan Indonesia masuk? Ya, benar-benar panik. Sangat terasa, we’re nothing.

Kalian tahu kan, kalau kemarin dunia krisis beras, termasuk di Singapura dan Malaysia? Kalian di Indonesia dengan mudah dapat beras. Lihatlah negara kalian, air bersih di mana-mana. Lihatlah negara kami, air bersih pun kami impor dari Malaysia. Saya ke Kalimantan pun dalam rangka bisnis karena pasirnya mengandung permata. Terlihat glitter kalau ada matahari bersinar. Penambang menjualnya cuma 3 ribu per kilo ke pabrik Cina. Si pabrik jual kembali seharga 30 ribu per kilo. Saya lihat ini sebagai peluang. Kalian sadar tidak kalau negara-negara lain selalu takut meng-embargo Indonesia? Ya, karena negara kalian memiliki segalanya. Mereka takut kalau kalian menjadi mandiri, mangkanya tidak di-embargo.

Harusnya kalianlah yang meng-embargo diri kalian sendiri. Belilah pangan dari petani-petani sendiri. Belilah tekstil garmen dari pabrik-pabrik sendiri. Tak perlu impor kalau bisa produksi sendiri. Jika kalian bisa mandiri, bisa meng-embargo diri sendiri. Indonesia will rule the world!”

***

Terlepas dari benar atau tidaknya isi dari broadcast tersebut, mengingat begitu maraknya isu miring asal-asalan tersebar dengan mudah via jejaring sosial, namun saya tersentuh membaca isi pesan itu. Kalau saja kita mau refleksi diri dan memandang negara tercinta kita ini dengan lebih dalam lagi. Coba lihat, berapa banyak sumber daya alam yang tersebar dari ujung timur hingga barat Indonesia?

Pernah dengar lagu lama yang dipopulerkan oleh Koes Plus dengan judul Kolam Susu? Lirik lagunya seperti ini,

Bukan lautan hanya kolam susu.

Kail dan jalan cukup menghidupimu.

Tiada badai tiada topan kau temui.

Ikan dan udang menghampiri dirimu.

Orang bilang tanah kita tanah surga.

Tongkat kayu dan batu jadi tanaman.

...

Lagu yang sempat popular di era tahun 74-an itu menggambarkan tanah Indonesia yang luar biasa. Indonesia punya segalanya, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Bukan hanya itu, Indonesia adalah negara yang kaya raya akan tradisi, adat istiadat, dan budaya. Dapatkah kita menemukan kekayaan seperti itu di negara lain? The only one, Indonesia. Namun, betapa nelangsanya bangsa ini, sumber daya alam yang ada tidak dimanfaatkan dengan baik oleh penduduknya, juga tidak mendapat perhatian lebih dari pemerintah. Kekayaan yang harusnya dan membawa kemakmuran bagi rakyat malah mendatangkan kesengsaraan. Tambang berharga yang harusnya dimiliki oleh negara ini, malah diklaim sebagai miliki orang lain.

Saya men-download beberapa video tentang keindahan Indonesia. Melihat video itu, saya bangga mengatakan bahwa saya anak Indonesia. Indonesia bukan hanya luas tetapi indah dalam segala hal. Akan tetapi, sangat disayangkan kalau di balik keindahannya masih tersimpan kepedihan dan kesengsaraan anak bangsa di berbagai pelosok. Sebagai orang Indonesia, bukalah hati kita lebih dalam lagi. Cintailah bangsa ini seperti mencintai rumah kita sendiri. Inilah istana kita, kalau bukan kita yang merawatnya, siapa lagi?

Lakukanlah yang terbaik untuk bangsa ini! Berikan apa yang kamu bisa berikan untuk negara ini! Bagi Indonesia, mungkin kamu hanya seseorang. Tapi bagi Indonesia, kita semua adalah kekayaan luar biasa. Marilah bersama-sama kita gunakan akal dan budi kita demi kemajuan bangsa kita tercinta ini.

Love Indonesia!

[caption id="attachment_385328" align="aligncenter" width="300" caption="Raja Ampat, Papua"][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun