Mohon tunggu...
Eka Ajeng
Eka Ajeng Mohon Tunggu... -

saya adalah seorang mahasiswi di salah satu PTN di Malang tepatnya di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. saya sekarang semester 7 di Fak Tarbiyah yang sedang mengikuti mata kuliah Pendidikan Jurnalistik yang diampu oleh Bpk Angga teguh Prasatyo, M. Pd.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ketika Menulis Menjadi Sebuah Tuntutan

17 September 2012   08:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:21 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Menulis …

Sesuatu yang gampang di ucapkan, tapi tidak semua orang bisa melakukannya. Ada yang bilang orang yang pandai dalam bidang tulis-menulis itu memang mempunyai bakat keturunan, entah dari bokapnya, nyokapnya, mbahnya atau barangkali juga dari buyut-buyutnya. Ada juga yang bilang, hanya orang yang berpikiran gila sajalah yang hebat dalam membuat sebuah karya tulis. Tapi kalau menurut saya itu gag juga sih !!!

Memang kebanyakan orang mengira bahwa untuk menjadi seorang penulis handal harus punya satu hobby, yaitu membaca. Tapi tenang saja itu tidak sepenuhnya berlaku kok. Memang sih, membaca itu sangat penting. Membaca bisa menjadi sumber inspirasi. Dengan membaca kita bisa memilih sendiri gaya menulis yang kita sukai. Berkreasi tanpa batas. Kosakata pun bertambah luas, kalo orang jaman sekarang sih bilangnya biar gag katrok gitu !!!

Untuk mulai membuat sebuah tulisan, penting bagi kita untuk mempunyai alasan, mengapa kita merasa perlu menulis ???

Why ?? kenapa harus menulis ??

Kalau saya sendiri membuat tulisan ini ada satu alasan. Karena TUGAS KULIAH. Hahaha … lucu ya ?? menurut saya gag juga.

Kembali lagi ke tulisan yang sebenarnya,

Mulailah menulis dari hal yang paling mudah, kalau gag ada paling mudah mulailah dari yang sangat mudah. Biasanya, menulis akan jadi sangat menyenangkan jika berhubungan dengan segala sesuatu yang menarik bagi kita. Bisa dari pengalaman semasa kecil yang gokil-gokil, keadaan sekililing kita, atau sesuatu yang membuat kita mempunyai daya tarik dan peduli terhadap sesuatu tersebut. Seperti menulis tentang pacar kita, atau tentang hubungan cinta segitiga kita. Kan boleh juga tuh !! tenang aja gag ada yang ngelarang kok.

Tetap fokus dan menulislah, walau tetangga sebelah rumahnya kebakaran janganlah peduli. Hahaha … yang satu ini jangan diikutin. Bagi anak di bawah umur juga sangat tidak di anjurkan. Kembali serius, menulis butuh inspirasi. Nah, kalau kita sedang asik keramas trus muncul tuh inspirasi, segeralah lari ambil laptop trus ketik tuh inspirasi. Tetap fokus jangan peduli keadaan di sekitar. Hanya orang gila saja yang mau menuruti kata-kata ini. Hahaha … Dalam membuat sebuah karya tulis terlalu banyak ide atau inspirasi juga tidak selamanya bagus. Kunci utama untuk menyelasaikan tulisan kita adalah FOKUS.

Sekarang kita sangkutin antara tulisan dengan guru. Apakah akan nyambung ?? ya pastilah nyambung. Gitu pake’ mikir.. :D

Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” ( by: Pramoedya ananta toer)

Menurut kabar-kabar yang saya dengar, pada tahun 2013 nanti akan diluncurkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya yang mewajibkan guru yang ingin naik pangkat ke golongan III-C ke atas untuk mengumpulkan angka kredit Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB), yang meliputi angka kredit pengembangan diri, publikasi ilmiah, atau karya inovatif. Yang artinya, mau gag mau seorang guru harus and wajib mengakrabi dunia kepenulisan.

Jadi kalo boleh dibilang sehebat apapun guru terampil dalam mengajar, peran kemanusiaannya tidak akan bisa di tunaikan dengan baik sepanjang mereka tidak mengakrabi dunia tulis-menulis. Mereka akan dikenal hanya sebagai tukang ajar yang menerapkan kurikulum sekolah secara sempit dan belum sanggup berkiprah sebagai guru inspiratif yang menerapkan kurikulum kehidupan yang sesungguhnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun