Pertandingan timnas Indonesia melawan Arab Saudi dan Australia menjadi "uji coba" yang penting bagi para punggawa Timnas untuk menakar kualitas, mengukur sejauh mana para pemain mampu bersaing di level dunia. Oleh beberapa pengamat bola, timnas sedang berada pada trend yang bagus untuk berkompetisi pada level yang lebih tinggi. Itu artinya, hasil 1:1 melawan Arab Saudi, dan 0:0 melawan Australia tidak berburuk-buruk amat untuk sebuah tim yang saat ini sedang menempati peringkat 130 dunia. Namun, setelah melewati dua pertandingan dengan memetik dua poin penting, timnas Indonesia mesti terus memoles diri untuk delapan sisa pertandingan kualifikasi piala dunia ronde ketiga zona Asia. Apa saja yang mesti dievaluasi?
Hemat saya, beberapa hal berikut mesti menjadi evaluasi dan masukkan bagi para tim pelatih dan manager timnas Indonesia. Pertama, strategi pelatih yang belum berjalan mulus. Tidak berjalan dengan mulusnya strategi coach STY, sangat ditentukan oleh pemahaman para pemain dalam menerapkan strategi tersebut saat bertanding. Hal itu tidak berarti bahwa para punggawa timnas tidak mampu memahami taktik pelatih. Namun, kondisi permainan di lapangan apalagi melawan tim yang peringkat jauh di atas timnas Indonesia, turut berkontribusi menyebabkan permainan timnas tidak berjalan lancar.Â
Melawan tim kuat langganan piala dunia seperti Arab saudi dan Australia, sang pelatih  STY, seperti yang kita lihat lebih menerapkan strategi bertahan sambil menanti momen serangan balik. Namun momen serangan balik tidak berjalan mulus lantaran beberapa kesalahan umpan atau passing yang dilakukan pemain timnas. Padahal, jika kesalahan-kesalahan tersebut mampu diminimalisir, timnas Indonesia bisa memperoleh poin penuh, apalagi bermain di hadapan publik sendiri.
Kedua, Kesalahan umpan ada hubungan dengan kualitas pemain. Strategi pelatih bisa berjalan lancar seiring dengan kualitas individu para pemain. Pemain yang kualitas mumpuni, tentu mampu melakukan passing dengan baik walau dalam tekanan atau pressing ketat lawan, sehingga aliran bola untuk sebuah rencana counter attact bisa berjalan lancar. Sejauh mata memandang, timnas Indonesia perlu berbenah diri dalam melakukan passing cepat dan ketenangan dalam mengatur atau mengendalikan permainan. Â
Ketiga, passing dengan benar juga ada kaitan dengan stamina atau daya tahan untuk bermain dalam tempo tinggi. Para pemain yang memiliki stamina prima, diandaikan tetap fokus dalam permainan, dan konsisten melakukan passing dengan benar, sehingga kesalahan-kesalahan elementer tersebut bisa diminimalisir. Karena, strategi serangan balik tidak akan berjalan mulus, jika para pemain tidak tenang melakukan overan satu dua sentuhan, atau melakukan long pass (umpan panjang) antardaerah permainan. Umpan-umpan menjadi akurat, jika diasah dengan baik dalam sebuah latihan. Karena itu, timnas membutuhkan tambahan amunisi untuk mengontrol sebuah permainan.Â
Keempat, minimnya pemain tengah berkualitas dan striker. Dalam dua laga tersebut terlihat jelas bahwa para pemain tengah kita tidak tenang dalam mengalirkan bola, sehingga serangan timnas mudah terbaca. Selain itu, stok striker yang diinginkan pelatih STY pun minim sehingga Pratama Arhan pun didorong ke depan untuk membantu serangan.  Selain memiliki insting menyerang yang bagus, Arhan juga memiliki senjata andalan yaitu lemparan ke dalam yang mematikan. Namun, strategi lemparan ke dalam timnas Indonesia sudah banyak dianalisis pihak lawan, sehingga sebuah kesempatan lemparan ke dalam yang dibuat Arhan mampu diantisipasi kiper Australia. Oleh karena itu, untuk menyosong pertandingan-pertandingan berikutnya, timnas Indonesia mesti berbenah diri, entah berbenah sebagai tim maupun pembenahan individu pemain.Â
Evaluasi-evaluasi tersebut menjadi tugas berat yang harus dilakukan tim pelatih timnas Indonesia, agar timnas kita bisa tampil lebih menggigit pada pertandingan selanjutnya, Â sehingga meraih hasil maksimal.
Harapan rakyat Indonesia agar timnas bisa tampil di piala dunia, mesti sejalan dengan pembenahan beberapa kesalahan elementer, dan ketersediaan stok pemain berkualitas untuk bersaing pada level kualifikasi piala dunia yang tentu sangat ketat dan kompetitif.
Sebuah optimisme mesti diletupkan, bahwa Sepak bola tidak hanya soal peringkat dunia di daftar FIFA, tetapi juga soal bagaimana sebuah tim berbenah diri dan bersiap untuk bertanding walau peringkatnya jauh di bawah tim lawan. Karena bola itu bundar, maka bundar pulalah hasil yang diraih untuk sebuah tim. Setiap tim yang bertanding, meraih hasil dari persiapaan dan kerja kerasnya, bukan merujuk dari hasil urut-urutan angka di peringkat dunia. Karena itu, tetaplah semangat untuk selalu mengevalusi tim dan individu pemain, karena tidak ada yang tidak mungkin dalam sebuah permainan sepak bola.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H