Mohon tunggu...
Yakobus Sila
Yakobus Sila Mohon Tunggu... Human Resources - Pekerja Mandiri

Penulis Buku "Superioritas Hukum VS Moralitas Aparat Penegak Hukum" dan Buku "Hermeneutika Bahasa Menurut Hans Georg-Gadamar. Buku bisa dipesan lewat WA: 082153844382. Terima kasih

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Antara Ahok dan Anies Baswedan, Antara Jago Bicara dan Jago Eksekusi!

27 Agustus 2024   13:29 Diperbarui: 27 Agustus 2024   13:51 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

PDI Perjuangan sampai saat ini masih "bingung" menentukan kandidat yang akan maju dalam Pilgub DKI. 

Berita yang mencuat, PDIP akan mengusung Anies Baswedan sebagai kandidat Gubernur. Namun, di pihak lain banyak pihak yang menghendaki Pak Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi kandidat Gubernur DKI. Sebenarnya, PDIP sedang melempar opini ke publik dengan menampilkan dua kandidat tersebut yaknik Anies Baswedan dan Ahok. PDIP ingin melihat respon publik terhadap kedua calon tersebut.

Rekam Jejak

Jika dilihat dari rekam jejaknya, Ahok hanya tersandung salah ucap yang menyinggung agama Islam, sehingga waktu itu dia terpaksa dipenjara. Hal itulah yang membuat PDIP ingin melihat reaksi publik terhadap sosok Ahok ketika dia akan dicalonkan kembali menjadi gubernur DKI. Sementara di lain pihak, Anies Baswedan ketika menjadi gubernur DKI tidak menunjukkan kinerja yang memuaskan. Ada banyak catatan minor yang menjadi pertimbangan warga DKI  untuk kembali memilih Anies menjadi gubernur DKI.

Kedua kandidat memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing sebagai manusia biasa. Namun, warga tentu memiliki penilaian sendiri terhadap Ahok dan Anies. Siapa yang pantas menjadi gubernur DKI, dan siapa yang tidak pantas. Kepantasan seorang pemimpin dinilai dari kinerjanya serta kualitas kepemimpinan yang ditunjukkan. Dan nilai dari kelayakan kedua kandidat tersebut tentu sudah ada di benak warga DKI. Kita tunggu saja, sejauh mana warga DKI memilih pemimpin mereka, karena pilihan yang dijatuhkan oleh warga, juga menunjukkan kualitas atau isi otak, isi hati, dan isi perut warga.

Warga masyarakat yang bermutu atau berbobot tidak akan memilih pemimpin yang hanya bisa bicara, tanpa melakukan apa yang dibicarakan. Di lain pihak, warga bermutu akan memilih pemimpin yang selaras, antara apa yang diucapkan dengan apa yang dilakukan, sekalipun harga diri menjadi taruhan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun