Polemik Elkan Baggot masih menjadi perbincangan publik Sepak bola tanah Air. Elkan tidak dipanggil head coach Shin Tae-Yong (Selanjutnya STY) untuk pertandingan menentukan melawan Irak dan Filipina Di GBK. Ada kemungkinan Elkan tidak diikutsertakan STY, karena sang pemain enggan bergabung dengan Timnas U23 melawan Guinea pada playoff menuju olimpiade Paris. Hasilnya, timnas Indonesia gagal menang melawan Guinea dan harus mengubur dalam-dalam mimpi untuk tampil di olimpiade Paris 2024.
Dalam catatan penulis, pelatih STY terkenal tegas dan super disiplin. Sudah banyak pemain timnas Indonesia yang "dibuang" pelatih asal Korea Selatan tersebut karena sikap indisipliner atau tidak disiplin.Â
Dalam kasus yang menimpa Elkan Baggot, dalam pandangan saya, tidak dipanggilnya Elkan Baggot untuk pertandingan melawan Irak dan Filipina lebih karena keengganan sang pemain merespon panggilan STY untuk pertandingan menentukan melawan Guinea. Padahal, STY sangat mengharapkan kehadiran Elkan karena sejumlah pemain bertahan absen akibat akumulasi kartu; seperti Rizki Ridho dan Justin Hubner. Kehadiran Elkan tentu menambah kekuatan lini belakang timnas Indonesia untuk berduel melawan striker-striker jangkung dari Guinea.Â
Elkan Tidak Nasionalis?
Publik tentu bertanya-tanya, mengapa Elkan tidak bisa memenuhi panggilan STY untuk pertandingan playoff melawan Guinea dan memilih berlibur? Elkan tentu memiliki alasannya sendiri untuk tidak bisa tampil dalam pertandingan sangat menentukan melawan Guinea, tapi jajaran pelatih timnas Indonesia memiliki alasan untuk memanggil Elkan. Saat itu kompetisi sudah usai, dan Elkan seharusnya bisa memenuhi panggilan timnas. Nah, semangat bela negara yang minus tersebut membuat STY enggan memanggil Elkan untuk pertandingan melawan Irak dan Filipina. Hemat saya, STY ingin memberikan pelajaran kepada sang pemain, bahwa urusan membela timnas Indonesia lebih penting daripada urusan pribadi seperti berlibur setelah jedah kompetisi.
Jalan Keluar
Jika Elkan masih memiliki kemampuan untuk membela timnas Indonesia, maka sang pemain harus dengan rendah hati bertemu jajanan pelatih timnas Indonesia terutama sang pelatih kepala STY. Maksud pertemuan tersebut agar Elkan bisa menyampaikan secara langsung isi hatinya terkait ketidaksanggupannya untuk hadir saat pertandingan penting melawan Guinea. Dengan begitu, pelatih STY bisa mendengarkan langsung apa yang menjadi alasan utama Elkan tidak bisa memenuhi panggilan timnas, sehingga asumsi yang liar di publik tidak dibiarkan menjalar kepada problem personal antara STY dan Elkan Baggot.Â
Pelatih tentu memiliki pertimbangan tersendiri mengapa seorang pemain yang dianggap penting tidak diikutsertakan dalam pertandingan penting melawan Irak dan Filipina. Tentu STY lebih mementingkan Timnas Indonesia, bukan mengedepankan rasa suka tidak suka atau problem pribadi dengan Elkan Baggot.
Kita tentu berharap, semoga Elkan bisa dipanggil lagi untuk membela timnas Indonesia. Namun, semua kewenangan untuk itu berada di tangan sang pelatih STY, yang dikenal tegas dan disiplin. Saya yakin STY sangat profesional dalam memilih pemain dan tidak melibatkan perasaan suka tidak suka kepada para pemain.Â
Perasaan nasionalisme pemain naturalisasi seperti Elkan tentu diuji dalan kondisi seperti ini. Elkan harus memiliki semangat untuk membela timnas Indonesia daripada memilih berlibur padahal rekan-rekan berjuang mati-matian agar timnas Indonesia bisa lolos ke olimpiade Paris 2024. Elkan malah berbuat ulah tidak merespon panggilan timnas untuk pertandingan super penting melawan timnas Guinea. Karena itu, semangat nasionalisme Elkan Baggot dipertanyakan, dan STY tentu lebih mengutamakan pemain yang selalu siap membela timnas daripada pemain yang bersikap oportunis membela panji-panji merah putih atau garuda di dada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H