Mohon tunggu...
Yakobus Sila
Yakobus Sila Mohon Tunggu... Human Resources - Pekerja Mandiri

Penulis Buku "Superioritas Hukum VS Moralitas Aparat Penegak Hukum" dan Buku "Hermeneutika Bahasa Menurut Hans Georg-Gadamar. Buku bisa dipesan lewat WA: 082153844382. Terima kasih

Selanjutnya

Tutup

Bola

Naturalisasi Itu Mengurangi Semangat Nasionalisme?

14 Juni 2024   14:46 Diperbarui: 14 Juni 2024   15:26 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

PSSI beberapa tahun terakhir gencar melakukan program naturalisasi. Para pelatih dan talent scout sampai terbang ke Eropa untuk memantau para pemain keturunan grade A yang bisa dinaturalisasi menjadi pemain timnas Indonesia.

 Program naturalisasi tentu bermaksud untuk menjadikan Timnas Indonesia lebih mampu bersaing di level internasional, karena hanya mengandalkan para pemain binaan dalam negeri, timna Indonesia sulit berkompetsisi di level Asia, misalnya. Di piala Asia beberapa waktu lalu, Timnas senior Indonesia lolos fase grup untuk pertama kali dalam keikutsertaannya. Sedangkan Timnas U23 pada event piala Asia U23 sampai tembus empat besar dengan mengalahkan tim-tim besar seperti Australia dan Korea Selatan; sebuah penccapaian yang patut diapresiasi.

Patut diakui bahwa kehadiran para pemain naturalisasi berdampak positif untuk perkembangan Timnas Indonesia. Kehadiran mereka mampu menaikan standar para pemain timnas untuk bersaing secara sehat demi mendapatkan tempat utama atau starting line up. Namun, tak sedikit kritik yang disampaikan terhadap induk sepak bola Indonesia tersebut karena mengabaikan sumber daya lokal. PSSI dianggap hanya mendapatkan hasil gampang dari pemain yang sudah jadi, yang dibina di akademi yang sudah modern di Eropa. Kapan sepak bola Indonesia bisa berkembang jika naturalisasi dilakukan secara terus-menerus? apakah ke depan PSSI hanya mengandalkan program naturalisasi dan mengabaikan pembinaan usia dini? 

Hemat saya, program naturalisasi bersifat instan saja untuk mendapatkan hasil jangka pendek seperti target untuk tembus piala Dunia 2026. Jika Timnas Indonesia ingin membangun fondasi yang kuat untuk masa depan, maka PSSI harus menyiapkan program jangka panjang untuk sepak bola usia dini. Pertama, PSSI harus menyiapkan infrastruktur yang baik, seperti ketersediaan lapangan selain menyiapkan sumber daya mumpuni terutama pelatih sepak bola usia dini . Kedua, memberikan kursus kepelatihan gratis untuk  pelatih berlisensi cukup agar ketersediaan pelatih mampu mengakomodir jumlah sekolah sepak bola usia dini yang tersebar di seluruh Indonesia. Mengapa pelatih mesti kompeten dan berlisensi? Jika pelatihnya kompeten dan berlisensi, maka para pemain jebolan sekolah sepak bola usia dini mampu menguasai teknik  dasar  bermain sepak bola dengan benar, seperti mengontrol bola, melakukan passing dengan benar, memahami teknik bertahan dan menyerang dengan benar. Dengan demikian tugas memberikan pelatihan teknik dasar permainan sepak bola yang benar merupakan tugas para pelatih berlisensi di sekolah sepak bola usia dini, dan bukan menjadi beban pelatih kepala timnas.  Ketiga, kompetisi usia dini rutin diadakan. Semua kompetisi tersebut diadakan di bawah naungan PSSI sehingga ada standar kompetisi yang bermutu, termasuk kompetisi antarpelajar seluruh Indonesia. Pemain-pemain pilihan dari kompetisi tersebut bisa diseleksi untuk Timnas Indonesia. 

Rancangan atau desain kompetisi-kompetsisi tersebut menjadi tugas federasi sepak bola Indonesia untuk membuat rencana yang matang dengan biaya yang tidak murah. Tentu proses tersebut membutuhkan waktu bertahun-tahun karena induk federasi mesti mengeluarkan banyak biaya. Namun, proses panjang tersebut merupakan fondasi untuk membangun tim nasional yang kuat di masa depan, sehingga Indonesia tidak hanya menerima pemain jadi yang dibina oleh akademi sepak bola negara-negara maju. Dengan demikian, program naturalisasi perlahan dikurangi, karena naturalisasi pemain, hemat saya mengurangi semangat nasionalisme. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun