Saya menemukan kearifan local masyarakat Madura terkait dengan orang yang selalu merasa kurang atau tidak merasa cukup. Ada kearifan local yang berbunyi begini, "oreng misken mati terro, oreng andi' mate korang" [makna bebasnya berarti, orang miskin mati memendam keinginan, orang kaya mati dalam keadaan kurang].
Kearifan local ini secara khusus ditujukan kepada orang -baik miskin atau kaya- yang selama hidupnya kurang mensyukuri pemberian Tuhannya. Ia selalu merasa kurang atau tidak pernah merasa cukup. Sikap merasa kurang itu, menurut petuah bijak ini, akan terbawa hingga mati. Cuma bedanya jika orang miskin matinya membawa keinginan yang belum terwujud, sementara orang kaya karena kerakusannya mati dalam keadaaan kurang.
Bagi saya petuah bijak yang bernada satir ini terasa menohok. Pilihan kata "mati" sangat tepat untuk menggambarkan tersiksanya pergolakan bathin seseorang yang seperti tiada ujung. Kata "mati" di sini bisa bermakna harfiah, bahwa orang yang selalu merasa kurang tidak akan pernah merasa bahagia, sejak ia hidup hingga mati.
Pilihan di belakang kata "mati" yaitu "terro" [ingin] bagi -maaf- orang miskin, dan "korang" [kurang] bagi orang kaya sama-sama menggambarkan kematian tragis. Orang miskin mati dalam keadaan tersiksa oleh keinginannya, dan orang kaya mati justru dalam keadaan kurang. Persis seperti "ayam mati di lumbung padi".
Sementara penafsiran yang lain, kata "mati" di sini bisa bermakna metaphoris, yakni "bathinnya yang mati". Orang yang tidak pernah merasa cukup, bathinnya tertutup oleh kecintaan terhadap harta dan kekayaan. Harta dan kekayaan malah menjadi tujuan hidupnya. Akibatnya kesadaran spiritual ikut "mati", yang paling sederhana, ia tidak pernah bersyukur atas nikmat Tuhan. Dan yang ekstrem, karena hubbun dunya [cinta dunia] ia jauh dari Tuhannya.
Matorsakalangkong|Pulau Garam| 2 Agustus 2012
Tulisan sebelumnya
Cukup, Kekayaan yang Sebenarnya?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI